Pemerintah Taliban yang berkuasa di Afghanistan menyatakan akan mengumumkan kabar baik segera soal sekolah untuk anak perempuan. Namun Taliban mendorong komunitas internasional untuk membantu mendanai prosesnya, dengan sebagian besar bantuan eksternal
Seperti dilansir Reuters, Rabu (3/11/2021), menjamin hak perempuan menjadi salah satu isu paling sensitif yang dihadapi Taliban sejak berkuasa pada Agustus lalu, dengan lembaga-lembaga internasional menuntut bukti hak perempuan dihormati sebelum membahas pengakuan untuk pemerintahan baru Afghanistan itu.
Pada September lalu, Taliban menuai kecaman global saat mengizinkan anak laki-laki kembali bersekolah, namun meminta anak perempuan tetap di rumah hingga situasi mengizinkan mereka kembali ke sekolah.
"Insyaallah, kami akan memiliki pengumuman baik untuk seluruh negeri, seluruh bangsa ini," ucap Direktur Program dan Bantuan Eksternal pada Kementerian Pendidikan, Waheedullah Hashimi, dalam wawancara kepada Reuters.
Di beberapa area utara, anak-anak perempuan telah kembali bersekolah tapi yang lainnya dipaksa belajar secara diam-diam. Skeptisisme besar masih ada dengan negara-negara lainnya, mulai dari Amerika Serikat (AS) hingga Rusia, menuntut Taliban mewujudkan janji-janji mereka dengan tindakan.
"Ulama kami sedang menyusunnya, dan segera insyaallah, kami akan mengumumkannya ke dunia," sebut Hashimi.
Ditegaskan Hashimi bahwa Taliban berkomitmen pada pendidikan perempuan dan mengupayakan untuk mengembalikan mereka ke sekolah. Dia menyatakan tidak ada guru perempuan di Afghanistan yang diberhentikan.
"Ini pesan positif kepada dunia bahwa kami sedang mengerjakan sebuah mekanisme. Kami tidak berupaya untuk menghapus mereka dari sekolah-sekolah dan universitas," tegas Hashimi.
(nvc/ita)