Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran dinyatakan positif COVID-19 di saat momen penting menjelang upaya diplomatik untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir dengan negara-negara besar.
Dilansir dari kantor berita AFP, Selasa (2/11/2021), kantor berita Iran, Tasnim pada Senin (1/11) malam waktu setempat melaporkan bahwa Menlu Hossein Amir-Abdollahian "dinyatakan positif COVID-19 hari ini".
Diplomat yang sudah berkarir selama 57 tahun dan diangkat menjadi menteri luar negeri pada Agustus lalu itu, merupakan tangan kanan ahli strategi militer, Jenderal Qasseem Soleimani yang dibunuh dalam serangan pesawat tak berawak (drone) Amerika Serikat awal tahun lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Juru bicara kementerian, Saeed Khatibzadeh, mengatakan pada kantor berita IRNA bahwa "kesehatannya secara umum memuaskan dan dia melanjutkan tugas hariannya dari tempat karantina."
Khatibzadeh mengatakan bahwa pembicaraan dengan pihak-pihak yang tersisa dalam kesepakatan nuklir 2015 akan dilanjutkan "dalam dua atau tiga minggu ke depan", meskipun ia menambahkan bahwa para menteri tidak akan ambil bagian.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah berulang kali memberikan peringatan terkait tenggat waktu untuk membatalkan penarikan AS dari kesepakatan nuklir yang diperintahkan presiden terdahulu, Donald Trump. Washington tidak secara langsung berpartisipasi dalam pembicaraan tersebut, tetapi mengambil bagian melalui perantara Uni Eropa.
Pembicaraan telah diadakan sejak sebelum pemilihan Presiden Iran, Ebrahim Raisi, pada Juni lalu.