Seorang wartawan online di Filipina tewas ditembak di kediamannya. Kematiannya menambah panjang daftar kasus pembunuhan wartawan di Filipina.
Seperti dilansir Reuters, Minggu (31/10/2021) Negara kepulauan itu dikenal sebagai salah satu tempat paling berbahaya di dunia bagi jurnalis, dan sebagian besar pembunuh mereka tidak mendapatkan hukuman atas perbuatannya.
"Orlando Dinoy, seorang wartawan untuk media online Newsline Philippines dan pembawa berita untuk Energy FM, ditembak enam kali oleh seorang pria bersenjata yang menerobos masuk ke apartemennya di Kota Bansalan, Pulau Mindanao," kata kepala polisi setempat Mayor Peter Glenn Ipong.
"Dinoy langsung meninggal," tambahnya.
Petugas kepolisian masih menyelidiki terkait motif pembunuhan sang reporter media online tersebut.
"Salah satu faktor yang kami lihat adalah pekerjaannya sebagai seorang wartawan... tapi sejauh ini tidak ada yang bisa memberi kami petunjuk konkret," kata Ipong kepada AFP.
Menurut Persatuan Jurnalis Nasional Filipina, kematian Dinoy adalah pembunuhan ke-21 sejak Presiden Rodrigo Duterte mengambil alih kekuasaan pada 2016.
Kepala polisi nasional Jenderal Guillermo Eleazar memerintahkan penyelidikan menyeluruh atas kasus ini, dan berjanji untuk melindungi para pekerja media dari serangan pihak-pihak tertentu.
Dalam sebuah laporan bulan ini, Komite Perlindungan Jurnalis yang berbasis di New York, menempatkan Filipina di peringkat ketujuh dalam Indeks Impunitas Global, dengan 13 pembunuhan wartawan yang hingga kini masih belum terpecahkan.
Negara ini telah masuk dalam indeks tahunan di laporan tersebut sejak dirilis pada tahun 2008.
(izt/gbr)