Kala Senjata Hipersonik China Disamakan AS dengan Peluncuran Sputnik

Round-Up

Kala Senjata Hipersonik China Disamakan AS dengan Peluncuran Sputnik

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 28 Okt 2021 23:25 WIB
Chairman of the Joint Chiefs of Staff Gen. Mark Milley testifies before the House Armed Services Committee on the conclusion of military operations in Afghanistan and plans for future counterterrorism operations on Wednesday, Sept. 29, 2021, on Capitol Hill in Washington. (Rod Lamkey/Pool via AP)
Jenderal Mark Milley (Foto: Rod Lamkey/Pool via AP)
Washington -

China disebut memulai uji coba senjata hipersonik. Jenderal militer Amerika Serikat (AS) menyamakan uji coba itu dengan peluncuran satelit pertama dunia, Sputnik, buatan Uni Soviet.

Perumpamaan itu disampaikan oleh Jenderal Mark Milley. Dia awalnya mengatakan uji coba senjata hipersonik China itu 'sangat mengkhawatirkan'.

Dilansir dari Reuters, Kamis (28/10/2021), para pakar militer menyebut uji coba senjata hipersonik itu dilakukan China untuk menunjukkan ambisi memiliki sistem yang mengorbit Bumi. Sistem itu disebut dirancang untuk menghindari pertahanan rudal AS.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pentagon diketahui berupaya keras menghindari untuk memberikan konfirmasi langsung soal uji coba yang dilakukan China musim panas ini. Uji coba tersebut pertama kali dilaporkan oleh media terkemuka Financial Times dan sempat dibantah oleh otoritas China sendiri.

Namun Milley dalam pernyataan terbarunya mengonfirmasi kebenaran uji coba senjata hipersonik China tersebut. Dia menyebut uji coba itu 'sangat mendekati' momen Sputnik yang merujuk pada peluncuran satelit pertama buatan manusia tahun 1957 silam oleh Uni Soviet.

ADVERTISEMENT

"Apa yang kita lihat adalah peristiwa yang sangat signifikan dari uji coba sebuah sistem senjata hipersonik. Dan itu sangat mengkhawatirkan," ucap Milley yang menjabat Kepala Staf Gabungan AS kepada televisi Bloomberg dalam wawancara yang ditayangkan Rabu (27/10) waktu setempat.

Samakan dengan Sputnik

Momen Sputnik sendiri menempatkan Soviet, atau kini Rusia, unggul dalam persaingan antariksa di era perang dingin. Dia menyebut momen Sputnik itu merupakan peristiwa teknologi yang sangat signifikan.

"Saya tidak tahu apakah ini momen Sputnik, tapi saya pikir itu sangat mendekati momen itu," ujarnya.

"Itu menjadi peristiwa teknologi yang sangat signifikan yang telah terjadi... dan menjadi perhatian kita semua," imbuh Milley.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Penjelasan Pakar soal Senjata Hipersonik

Pakar senjata nuklir menyebut uji coba persenjataan China itu dirancang untuk menghindari pertahanan rudal AS dalam dua cara. Pertama, senjata hipersonik bergerak pada kecepatan lebih dari lima kali lipat dari kecepatan suara atau sekitar 6.200 Km per jam.

Hal itu membuat senjata hipersonik sulit dideteksi dan dicegat. Kedua, AS meyakini uji coba yang dilakukan China itu menunjukkan sebuah senjata yang pertama kali mengorbit Bumi.

Para pakar militer menyebut hal itu sebagai konsep Perang Dingin atau yang dikenal sebagai 'pengeboman orbit fraksional'.

Kekhawatiran AS soal senjata buatan China juga disampaikan Sekretaris Angkatan Udara AS, Frank Kendall. Dia khawatir sistem buatan China itu bisa meluncur ke orbit di luar angkasa dan kembali meluncur ke bawah menuju sasarannya di Bumi.

"Itu adalah cara untuk menghindari sistem pertahanan dan peringatan rudal," sebutnya.

Konsep 'pengeboman orbit fraksional' dinilai akan menjadi cara China untuk menghindari pertahanan rudal AS di Alaska, yang dirancang untuk memerangi sejumlah persenjataan terbatas dari negara lain seperti Korea Utara (Korut).

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Pakar Jeffrey Lewis dari Middlebury Institute of International Studies mencoba memberi penjelasan sederhana untuk konsep itu.

"Cara paling sederhana untuk menggambarkan sistem pengeboman orbit milik China adalah membayangkan pesawat ulang-alik, memasukkan senjata nuklir ke ruang kargo dan lupakan soal roda pendaratannya," ucapnya.

Bantahan China

Kementerian Luar Negeri China telah membantah pihaknya melakukan uji coba senjata hipersonik. China menegaskan pihaknya hanya melakukan uji coba kendaraan luar angkasa pada Juli lalu.

"Itu bukan rudal, itu adalah kendaraan luar angkasa," ujar otoritas China.

Halaman 4 dari 3
(haf/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads