Jenderal AS Samakan Uji Senjata Hipersonik China dengan Peluncuran Sputnik

Jenderal AS Samakan Uji Senjata Hipersonik China dengan Peluncuran Sputnik

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 28 Okt 2021 10:03 WIB
In this photo released by Chinas Xinhua News Agency, a Long March 5B rocket carrying a module for a Chinese space station lifts off from the Wenchang Spacecraft Launch Site in Wenchang in southern Chinas Hainan Province, Thursday, April 29, 2021. China has launched the core module on Thursday for its first permanent space station that will host astronauts long-term. (Ju Zhenhua/Xinhua via AP)
Rudal hipersonik China dilaporkan diuji coba dengan diluncurkan menggunakan roket Long March -- Ilustrasi (dok. Ju Zhenhua/Xinhua via AP)
Washington DC -

Tidak hanya menyebut uji coba senjata hipersonik China mengkhawatirkan, jenderal top militer Amerika Serikat (AS), Jenderal Mark Milley, juga menyamakan uji coba itu dengan momen peluncuran satelit pertama dunia, Sputnik, buatan Uni Soviet tahun 1957 silam.

Seperti dilansir AFP, Kamis (28/10/2021), Milley yang menjabat Kepala Staf Gabungan AS mengonfirmasi secara resmi untuk pertama kalinya bahwa China memang telah menggelar uji coba senjata hipersonik berkemampuan nuklir, yang dinilai akan sangat sulit untuk dilawan.

Otoritas China membantah telah menggelar uji coba rudal hipersonik, dan hanya mengakui melakukan uji coba rutin dengan melibatkan kendaraan luar angkasa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Milley dalam pernyataan terbaru tidak hanya mengonfirmasi uji coba senjata hipersonik China itu, tapi juga menyebutnya 'sangat mendekati' momen Sputnik, yang merujuk pada peluncuran satelit pertama buatan manusia tahun 1957 silam oleh Uni Soviet.

Momen itu menempatkan Soviet, atau kini Rusia, berada di posisi terdepan dalam persaingan antariksa era-Perang Dingin.

ADVERTISEMENT

"Apa yang kita lihat adalah peristiwa yang sangat signifikan dari uji coba sebuah sistem senjata hipersonik. Dan itu sangat mengkhawatirkan," ucap Milley kepada televisi Bloomberg, dalam wawancara yang ditayangkan Rabu (27/10) waktu setempat.

"Saya tidak tahu apakah ini momen Sputnik, tapi saya pikir itu sangat mendekati momen itu," ujarnya.

"Itu menjadi peristiwa teknologi yang sangat signifikan yang telah terjadi... dan menjadi perhatian kita semua," imbuh Milley.

Lihat juga Video: Rusia Berhasil Uji Tembak Rudal Hipersonik dari Kapal Selam

[Gambas:Video 20detik]



Departemen Pertahanan AS atau Pentagon sebelumnya menolak untuk mengonfirmasi uji coba China itu, yang pertama kali dilaporkan oleh media terkemuka Financial Times pada 16 Oktober lalu. Financial Times dalam laporannya menyebut uji coba senjata hipersonik China itu mengejutkan AS.

Disebutkan dalam laporan Financial Times yang mengutip sejumlah sumber itu bahwa rudal hipersonik China mampu mengelilingi Bumi pada ketinggian rendah dan kecepatan lebih dari lima kali lipat kecepatan suara, meskipun akhirnya meleset dari target sejauh 30 kilometer.

China dalam bantahannya menyebut itu hanya uji coba rutin kendaraan luar angkasa yang bisa digunakan kembali.

Hipersonik menjadi kekuatan terbaru dalam teknologi rudal, karena dengan sistem itu rudal bisa mengudara lebih rendah dan lebih sulit terdeteksi dibandingkan rudal balistik, juga bisa mencapai target lebih cepat dan bisa bermanuver.

Keunggulan itu yang menjadikan rudal hipersonik lebih berbahaya, terutama jika membawa muatan hulu ledak nuklir. AS, Rusia, China dan Korea Utara (Korut) semuanya telah menguji coba sistem hipersonik dan beberapa negara lainnya tengah mengembangkannya.

Saat ditanya secara terpisah soal uji coba senjata hipersonik China, juru bicara Pentagon, John Kirby, kembali menolak untuk mengonfirmasinya. Namun dia menyebut setiap kemajuan besar dalam kemampuan militer China akan 'sangat sedikit membantu untuk mengurangi ketegangan di kawasan dan sekitarnya'.

Halaman 2 dari 2
(nvc/knv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads