Otoritas Singapura menyelidiki lonjakan kasus virus Corona (COVID-19) yang disebut 'tidak biasa' setelah mencatat rekor tertinggi 5.300 kasus sehari. Presiden Taiwan, Tsai Ing-Wen, untuk pertama kali mengakui tentaranya dilatih oleh militer Amerika Serikat (AS).
Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) melaporkan 5.324 kasus baru Corona sepanjang Rabu (27/10) waktu setempat, yang tercatat sebagai lonjakan kasus tertinggi di negara ini sejak pandemi merebak. Yang dianggap tidak biasa, lonjakan kasus terjadi dalam waktu relatif singkat.
Sementara di Tawan, pengakuan yang disampaikan Tsai menjadi konfirmasi terbuka untuk pertama kalinya dari seorang pemimpin Taiwan, sejak garnisun terakhir AS meninggalkan negara itu tahun 1979 silam ketika AS mengalihkan pengakuan diplomatik ke Beijing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Kamis (28/10/2021):
- Singapura Selidiki Lonjakan Corona Tak Biasa Usai Cetak Rekor Tertinggi
Kementerian Kesehatan Singapura sedang menyelidiki 'lonjakan tak biasa' untuk kasus virus Corona (COVID-19) di wilayahnya. Hal ini dilakukan setelah Singapura melaporkan rekor lebih dari 5.300 kasus Corona dalam 24 jam terakhir.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (28/10/2021), Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) melaporkan 5.324 kasus baru Corona sepanjang Rabu (27/10) waktu setempat, yang tercatat sebagai lonjakan kasus tertinggi di negara ini sejak pandemi merebak.
Total kasus Corona di Singapura sejauh ini telah melampaui 184 ribu kasus.
MOH juga melaporkan 10 kematian Corona dalam sehari di wilayahnya. Total kematian Corona di Singapura kini mencapai 349 orang.
- Jenderal Top AS Sebut Uji Coba Senjata Hipersonik China 'Mengkhawatirkan'
Jenderal top militer Amerika Serikat (AS), Jenderal Mark Milley, memberikan konfirmasi resmi pertama dari AS soal uji coba senjata hipersonik China. Milley juga menyebut uji coba itu 'sangat mengkhawatirkan'.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (28/10/2021), para pakar militer sebelumnya menyebut uji coba senjata hipersonik untuk menunjukkan ambisi China dalam memiliki sistem yang mengorbit Bumi yang dirancang untuk menghindari pertahanan rudal AS.
Pentagon diketahui berupaya keras menghindari untuk memberikan konfirmasi langsung soal uji coba yang dilakukan China musim panas ini. Uji coba ini pertama dilaporkan oleh media terkemuka Financial Times, dan sempat dibantah oleh otoritas China sendiri.
- Pertama Kali, Presiden Taiwan Akui Militer AS Latih Tentaranya
Presiden Taiwan, Tsai Ing-Wen, mengakui bahwa sejumlah kecil tentara Amerika Serikat (AS) yang ditugaskan di negaranya telah memberikan pelatihan terhadap tentara Taiwan. Pengakuan ini secara tidak langsung mengonfirmasi kehadiran tentara AS di Taiwan, yang dianggap China sebagai bagian wilayahnya.
Seperti dilansir Reuters dan AFP, Kamis (28/10/2021), pengakuan itu disampaikan Tsai dalam wawancara dengan media terkemuka AS, CNN. Ketegangan antara Taiwan dan China, yang terang-terangan ingin merebut kembali pulau itu, meluas beberapa pekan terakhir dengan China meningkatkan tekanan militer dan politik.
"Kami memiliki berbagai kerja sama dengan AS yang bertujuan meningkatkan kemampuan pertahanan kami," ucap Tsai dalam wawancara CNN yang ditayangkan Kamis (28/10) waktu setempat.
- India Uji Coba Rudal Balistik Antarbenua Saat Bersitegang dengan China
India mengklaim telah sukses menguji coba rudal balistik antarbenua yang memiliki kemampuan nuklir. Rudal balistik antarbenua India itu diklaim memiliki jangkauan 5.000 kilometer.
Seperti dilansir Associated Press dan AFP, Kamis (28/10/2021), uji coba rudal itu digelar pada Rabu (27/10) waktu setempat, di tengah meningkatnya ketegangan di perbatasan dengan China. Bahkan media lokal menyebutnya sebagai 'sinyal keras' bagi China di tengah perselisihan perbatasan kedua negara.
Kementerian Luar Negeri India dalam pernyataannya menyebut rudal balistik antarbenua yang bernama Agni-5 itu diluncurkan dari Pulau Abdul Kalam, yang ada di lepas pantai timur India, pada Rabu (27/10) malam waktu setempat.
- Putri Eks Mata-mata Saudi Akui Dibujuk ke Konsulat Tempat Khashoggi Dibunuh
Anak perempuan dari seorang mantan pejabat tinggi intelijen Arab Saudi mengakui dirinya sempat dibujuk oleh perwakilan pemerintah Saudi ke konsulat di Istanbul, Turki, yang menjadi lokasi wartawan Jamal Khashoggi dibunuh tahun 2018 lalu.
Seperti dilansir CNN, Kamis (28/10/2021), Hissah Al-Muzaini merupakan putri dari mantan pejabat intelijen Saudi, Saad al-Jabri, yang beberapa waktu terakhir mengungkapkan dirinya hendak dibunuh oleh tim pembunuh bayaran yang disebut dikerahkan oleh putra mahkota Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MBS).
Al-Muzaini menuturkan dalam wawancara dengan wartawan senior CNN, Christiane Amanpour, pada Rabu (27/10) waktu setempat bahwa perwakilan Saudi mendorongnya untuk pergi ke Konsulat di Istanbul. Dia tidak menyebut lebih lanjut kapan tepatnya dia dibujuk pergi ke Konsulat di Istanbul.