Polisi telah memeriksa ketua DPC Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Saiful Gultom. Pemeriksaan dilakukan terkait laporan 35 orang warga RW 06 Kelurahan Koja, Jakarta Utara (Jakut), keracunan usai memakan nasi kotak berlogo PSI.
"Sudah (diperiksa), Ketua DPC PSI Jakarta Saiful Gultom," kata Kapolsek Koja, AKBP Abdul Rasyid saat dihubungi detikcom, Rabu (27/10/2021).
Rasyid menuturkan pemeriksaan terhadap pihak PSI baru dilakukan kepada Saiful. Dia mengatakan polisi mengutamakan pengambilan keterangan dari para korban terlebih dahulu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau dari PSI baru satu, karena kita konsen kepada korban dulu," tuturnya.
Selain Saiful Gultom, empat orang warga termasuk pemilik catering juga sudah dimintai keterangan. Dia mengungkapkan pemilik catering merupakan kader PSI sendiri.
"Sudah ada 4 orang warga yang kita ambil keterangan termasuk pemilik katering itu. Dari PSI sendiri yang ngasih yang masakin juga PSI, kadernya. Kadernya kan buka catering," ujarnya.
Polisi, kata Rasyid, sudah mengambil sampel makanan dalam nasi kotak saat peristiwa itu terjadi. Dia mengatakan tidak mencium adanya bau basi dari makanan tersebut saat pengambilan sampel.
"Kalau dari penglihatan nasi kotak itu memang pada saat malam itu kan kita ambil sebagai sampel dibawa ke lab, tapi bau-bau basi itu nggak ada," ungkapnya.
Lebih lanjut, Rasyid mengatakan PSI mengaku telah melakukan kegiatan bagi-bagi makanan selama masa pandemi. Kegiatan itu disebut sudah berlangsung selama setahun di wilayah Jakarta.
"Intinya begitu kita tanya malamnya itu memang sudah setahun yang lalu pada saat masa pandemi itu dari PSI itu memberikan, bukan cuma di wilayah koja ya. Nah baru kejadian seperti ini dari PSI itu," ucapnya.
Seperti diketahui, sampel makanan dalam rice box alias nasi kotak tersebut telah diambil Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Sampel tersebut kini tengah diperiksa BPOM.
Warga Dirawat Usai Makan 'Rice Box PSI'
Ketua RW 06 Suratman menjelaskan, pada Minggu (24/10), sekitar 80 warga menerima nasi boks berlogo PSI. Nasi itu bermenu nasi, telor, buncis, dan orek tempe.
Dari 35 orang yang keracunan, 24 orang dirawat di RSUD Koja. Beberapa warga sudah dibolehkan pulang dari RS.
"Ada yang berobat, ada yang menahan saja. Jadi yang di RS ada 24 orang. Jadi untuk saat ini yang dirawat 5 orang, selebihnya sudah diizinkan pulang," kata Suratman, Senin (25/10).
PSI Buka Suara
PSI buka suara pasca-insiden itu. Pihak PSI mengaku pembagian nasi kotak ini dalam rangka mendorong program UMKM.
"PSI tidak membuat makanan yang dibagikan dalam bentuk rice box tersebut. Kami membagikan dan menghimpun dukungan program rice box ini dari publik, bekerja sama dengan warung-warung dan UMKM," ujar Sekretaris DPW PSI DKI Jakarta Elva Farhi Qolbina kepada wartawan, Senin (25/10).
Elva menuturkan rice box PSI mendukung UMKM yang terdampak pandemi dan kami membeli makanan dari UMKM tersebut agar ekonomi kerakyatan semakin menggeliat. Sejauh ini, lanjutnya, sudah lebih dari 300 ribu rice box yang dibagikan di seluruh Indonesia dan selama ini semua berjalan baik.
Elva mengatakan sudah berkoordinasi dengan pihak puskesmas dan rumah sakit untuk memastikan warga yang keracunan tertangani. PSI meminta maaf atas kejadian tersebut.
"Kami mohon maaf atas hal-hal yang kita bersama tidak harapkan. Kami juga telah memberikan bantuan bagi para korban keracunan makanan," ujar Elva.