Keterkaitan itulah yang mendorong AS melancarkan intervensi militer di Afghanistan tahun 2001 setelah serangan 11 September yang disebut didalangi oleh Al-Qaeda. Taliban saat itu disebut menyembunyikan para pemimpin Al-Qaeda yang diburu AS.
Kahl menyebut Al-Qaeda membutuhkan waktu 'satu atau dua tahun' untuk memulihkan kemampuan melancarkan serangan di luar Afghanistan terhadap AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
AS menegaskan tetap waspada terhadap ancaman-ancaman dari Afghanistan dengan melakukan operasi pengumpulan intelijen. Informasi itu ditujukan untuk mengidentifikasi ancaman dari kelompok-kelompok seperti Al-Qaeda dan ISIS-K terhadap AS.
"Kita perlu waspada dalam mengacaukan itu," ucapnya.
Para pejabat AS memperingatkan mengidentifikasi dan mengacaukan kelompok seperti Al-Qaeda dan ISIS-K sangat sulit dilakukan tanpa kehadiran tentara di negara tersebut. Meskipun AS menerbangkan drone-drone yang mampu menyerang target Al-Qaeda dan ISIS ke kawasan Teluk.
Kahl mengatakan AS belum memiliki kesepakatan dengan negara-negara tetangga Afghanistan untuk menampung tentara-tentara dalam upaya kontraterorisme.
Siapa ISIS-K?
Dilansir CNN dan AFP, Jumat (27/8/2021), ISIS-K merupakan cabang dari ISIS yang pertama muncul di Suriah dan Irak. Meski berbagi ideologi dan taktik yang sama, hubungan kedua kelompok itu tidak pernah diketahui secara keseluruhan.
ISIS-K disebut terbentuk beberapa bulan setelah ISIS mendeklarasikan kekhalifahan di Irak dan Suriah tahun 2014. Para petempur yang memisahkan diri dari Taliban Pakistan bergabung dengan ISIS-K di Afghanistan dan menyatakan sumpah setia pada pemimpin ISIS saat itu, Abu Bakr al-Baghdadi.
Nama ISIS-K sendiri berasal dari terminologi area bersejarah yang sekarang mencakup Afghanistan, Pakistan, Iran dan Asia Tengah, yang disebut 'Khorasan'.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.