Kasus pembunuhan, Kim Jong-Nam, kakak tiri pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-Un, yang dibunuh di Malaysia, masih berselimutkan misteri. Kabar terbaru, Kim Jong-Nam disebut bekerja untuk Badan Intelijen Nasional (NIS) Korea Selatan.
Dilansir dari The Korea Times, Jumat (22/10/2021), hal itu dilaporkan oleh media Korea Selatan, SBS. SBS mengaku telah mengonfirmasi sejumlah mantan dan pejabat NIS bahwa Kim Jong-Nam telah memberikan informasi tentang pejabat tinggi Korea Utara termasuk Kim Jong-un setidaknya selama lima hingga enam tahun sebelum dia dibunuh.
"Kim memberi NIS informasi tentang tren di dalam pemerintahan dan kekuasaan pejabat tinggi rezim, termasuk Kim Jong Un, selama lima atau enam tahun sebelum kematiannya," lapor SBS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saudara tiri yang terasing itu adalah putra tertua dari mantan pemimpin Korea Utara Kim Jong-il, dan pernah dianggap sebagai pewaris rezim. Namun, dia kehilangan kepercayaan ayahnya setelah dia terlibat dalam serangkaian insiden bermasalah, termasuk mencoba memasuki Jepang dengan paspor palsu pada tahun 2001. Saat itu, Kim Jong-Nam mengaku mencoba mengunjungi Tokyo Disneyland; dan sejak itu, dia tinggal di Makau, dan kerap bepergian ke negara lain.
Pada Februari 2017, Kim Jong-Nam berada di Bandara Internasional Kuala Lumpur ketika dua perempuan - Siti Aisyah dari Indonesia dan Doan Thi Huong dari Vietnam - tiba-tiba mendekatinya dan mengoleskan bahan kimia mematikan XV di wajahnya. Kim Jong-Nam meninggal dalam waktu satu jam, dan serangan berani yang terjadi di siang bolong di antara kerumunan besar mengejutkan dunia.
Keduanya mengaku hanya diajak melakukan adegan lelucon acara reality show dan dibayar RM 400 atau setara dengan Rp 1,2 juta untuk mengisengi Jong-Nam. Siti dan Doan pun kini telah dibebaskan usai jaksa mencabut dakwaan pembunuhan terhadap keduanya.
Kembali ke laporan SBS, agen NIS disebut kerap menghubungi Kim Jong-Nam di 'negara ketiga', dan memberinya kompensasi uang.
Laporan itu menambahkan bahwa NIS memiliki informasi dasar tentang keberadaan Kim Jong-Nam dan terkadang dia langsung menghubungi agen mata-mata melalui email.
Kala itu, ada spekulasi bahwa Kim Jong-Nam mungkin mencari suaka di Korea Selatan. Namun, SBS melaporkan bahwa mantan dan pejabat saat ini yang dihubungi menolaknya, dengan mengatakan bahwa hal itu akan membebani hubungan antar-Korea.
Kim Jong-Nam juga pernah dilaporkan sebagai informan CIA. Simak di halaman selanjutnya.
Lihat juga Video: Korea Utara Peringati 76 Tahun Partai Buruh
Pernah Disebut Sebagai Informan CIA
Kim Jong-Nam juga pernah dilaporkan sebagai informan Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (AS) atau CIA. Dilansir Reuters, Selasa (11/6/2019), informasi tersebut diungkapkan oleh media terkemuka AS, Wall Street Journal (WSJ), yang mengutip sebuah sumber tanpa nama yang disebut sebagai 'sosok yang memahami persoalan ini'.
Namun, tulis WSJ dalam artikelnya, sebagian besar detail soal hubungan Kim Jong-Nam dengan CIA cenderung samar. Reuters sendiri tidak bisa mengonfirmasi laporan WSJ tersebut. Adapun CIA menolak berkomentar.
Sumber yang dikutip WSJ menyatakan ada sebuah nexus (hubungan) antara CIA dan Kim Jong-Nam.
"Beberapa mantan pejabat AS mengatakan sang kakak tiri, yang tinggal di luar Korea Utara selama bertahun-tahun dan tidak mengetahui basis kekuatan di Pyongyang, kecil kemungkinan bisa memberikan detail soal kinerja internal negara yang penuh kerahasiaan itu," tulis WSJ dalam laporannya.
Masih menurut laporan WSJ, para mantan pejabat AS itu juga menyatakan bahwa Kim Jong-Nam hampir pasti berkomunikasi dengan dinas keamanan negara-negara lain, khususnya China.
Peran Kim Jong-Nam sebagai informan CIA juga disebut dalam sebuah buku baru berjudul 'The Great Successor' yang mengulas Kim Jong-Un. Buku yang ditulis oleh reporter media terkemuka AS, The Washington Post, bernama Anna Fifield itu akan diterbitkan pada Selasa (11/6) waktu setempat.
Dalam bukunya, Fifield yang mengutip seorang sumber yang memahami informasi intelijen, menyebut Kim Jong-Nam biasanya bertemu dengan agen-agen CIA di Singapura dan Malaysia.
Disebutkan dalam buku itu bahwa rekaman kamera keamanan dari kunjungan terakhir Kim Jong-Nam ke Malaysia, menunjukkan momen saat kakak tiri pemimpin Korut itu berada dalam satu lift hotel dengan seorang pria berparas Asia yang dilaporkan merupakan agen intelijen AS.