Hadapi ISIS, Taliban Setuju Kerja Sama dengan Rusia-China-Iran

Hadapi ISIS, Taliban Setuju Kerja Sama dengan Rusia-China-Iran

Rita Uli Hutapea - detikNews
Kamis, 21 Okt 2021 08:28 WIB
Members of the political delegation from the Afghan Talibans movement attend talks involving Afghan representatives in Moscow, Russia, Wednesday, Oct. 20, 2021. Russia invited the Taliban and other Afghan parties for talks voicing hope they will help encourage discussions and tackle Afghanistans challenges. (AP Photo/Alexander Zemlianichenko, Pool)
delegasi kelompok Taliban menghadiri pertemuan di Moskow (Foto: AP/Alexander Zemlianichenko)
Jakarta -

Penguasa baru Afghanistan, Taliban setuju untuk bekerja sama dengan Rusia, China dan Iran dalam keamanan regional. Persetujuan ini tercapai setelah Rusia memperingatkan bangkitnya kembali kelompok ISIS dan ancaman perdagangan narkoba setelah pengambilalihan kelompok garis keras itu di Afghanistan.

Seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (21/10/2021), selama pembicaraan di Moskow, ibu kota Rusia pada Rabu (20/10) waktu setempat, sepuluh negara peserta juga menyerukan bantuan kemanusiaan "mendesak" untuk Afghanistan dan mengatakan negara-negara yang baru-baru ini menarik pasukan dari Afghanistan harus mendanai upaya rekonstruksi.

Pertemuan di Moskow ini merupakan penampilan internasional terbaru Taliban sejak mereka mengambil alih kekuasaan pada Agustus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pembicaraan itu terjadi setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan para militan ISIS berkumpul di Afghanistan utara untuk menyebarkan perselisihan agama dan etnis di bekas republik Uni Soviet itu, yang dianggap Moskow sebagai halaman belakang.

Dalam sebuah pernyataan bersama pada Rabu (20/10) waktu setempat, pihak-pihak yang menghadiri pertemuan Moskow mengatakan mereka telah menyuarakan keprihatinan tentang aktivitas kelompok ISIS dan "menegaskan kembali kesediaan mereka untuk terus mempromosikan keamanan di Afghanistan untuk berkontribusi pada stabilitas regional".

ADVERTISEMENT

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, yang berpidato dalam pertemuan itu dan mengkritik ketidakhadiran para pejabat Amerika Serikat, sebelumnya mengatakan para militan yang terkait dengan ISIS dan al-Qaeda telah berusaha untuk mengeksploitasi kekosongan keamanan.

Perwakilan Taliban sebelum pembicaraan di Moskow telah bertemu dengan pejabat Uni Eropa dan AS dan melakukan perjalanan ke Turki untuk mendapatkan pengakuan resmi dan bantuan dari masyarakat internasional setelah pengambilalihan mereka pada pertengahan Agustus.

Simak Video: Warga Pakistan Minta Taliban Berantas ISIS di Afghanistan

[Gambas:Video 20detik]



Dalam pernyataan bersama mereka, para peserta pertemuan Moskow juga mendesak Taliban untuk "mempraktekkan kebijakan internal dan eksternal yang moderat dan sehat" dan "mengadopsi kebijakan ramah terhadap tetangga-tetangga Afghanistan".

Mengenai kebijakan dalam negeri, negara-negara tersebut meminta Taliban untuk "menghormati hak-hak kelompok etnis, perempuan dan anak-anak".

Pertemuan itu terjadi di tengah kekhawatiran atas krisis kemanusiaan yang meningkat di Afghanistan, dan Belgia telah menjanjikan bantuan senilai satu miliar euro setelah pengambilalihan kelompok Taliban.

Negara-negara tersebut, termasuk negara-negara bekas Soviet yang berbatasan dengan Afghanistan juga menyerukan konferensi donor internasional PBB "sesegera mungkin".

Lavrov sebelumnya telah memperingatkan bahwa perdagangan narkoba dari Afghanistan telah mencapai tingkat yang "belum pernah terjadi sebelumnya", kekhawatiran yang digaungkan oleh pemerintah Rusia selama pertemuan dengan negara-negara Asia Tengah lainnya dan China.

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads