Ribuan Nakes AS Akan Mogok Kerja di Tengah Pandemi Corona

Ribuan Nakes AS Akan Mogok Kerja di Tengah Pandemi Corona

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 12 Okt 2021 11:20 WIB
Amerika Serikat menjadi negara terbanyak dalam kasus virus corona, hal tersebut membuat tenaga medisnya juga sangat terimbas dalam hal pelayanan, seperti ini potretnya.
Ilustrasi (dok. AP Photo/John Minchillo)
California -

Ribuan tenaga kesehatan (nakes) di sejumlah rumah sakit di Oregon dan California, Amerika Serikat (AS), berencana mogok kerja jika pembicaraan soal kontrak kerja gagal mencapai kesepakatan. Mogok kerja massal ini direncanakan di tengah besarnya beban kerja akibat pandemi virus Corona (COVID-19).

Seperti dilansir AFP, Selasa (12/10/2021), mogok kerja massal ini direncanakan oleh ribuan nakes yang bekerja pada jaringan fasilitas kesehatan Kaiser Permanente yang ada di negara bagian Oregon dan California.

Perundingan dengan manajemen Kaiser Permanente fokus membahas isu penting seperti jumlah staf rumah sakit dan gaji untuk para perawat dan tenaga lainnya yang ada di garis depan pandemi Corona. Voting menunjukkan ribuan nakes memberikan lampu hijau untuk mogok kerja jika perundingan itu gagal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Para pekerja layanan kesehatan mencapai rekor tingkat kelelahan setelah 20 bulan pandemi COVID," sebut Presiden United Steelworkers (USW), Michael Barnett, di California Selatan.

Menurut pernyataan USW, sekitar 31.000 anggota asosiasi tersebut yang bekerja di fasilitas Kaiser Permanente California Selatan memilih dengan suara mayoritas untuk memberikan wewenang kepada pemimpin serikat kerja untuk menyerukan mogok kerja massal.

ADVERTISEMENT

USW dengan United Nurses Associations of California/Union of Health Care Professionals mewakili para nakes tersebut.

Di Oregon, menurut Federation of Nurses and Health Professionals, nyaris 3.400 nakes juga memilih dengan suara mayoritas untuk mogok massal.

"Ini merupakan voting otorisasi mogok kerja yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang menunjukkan persatuan total di antara pekerja Kaiser untuk menggelar mogok kerja terkait isu-isu seperti penempatan staf yang aman, perawatan pasien dan kontrak yang adil," sebut Federation of Nurses and Health Professionals dalam pernyataannya.

Dengan mogok kerja mendapatkan lampu hijau, maka para pemimpin serikat pekerja bisa meminta para pekerja untuk meninggalkan pekerjaannya kapan saja, namun harus memberikan pemberitahuan 10 hari sebelumnya kepada manajemen Kaiser Permanente.

"Kami mendorong manajemen Kaiser Permanente untuk berunding dan membahas kontrak yang adil untuk mengatasi kekurangan staf yang kronis dan persoalan keamanan, daripada memaksa pekerja ke dalam perselisihan kerja dengan bersikeras menerapkan langkah penghematan biasa yang berbahaya," sebut Barnett.

Dalam tanggapannya, Wakil Presiden Senior Divisi Sumber Daya Manusia pada Kaiser Permanente, Arlene Peasnall, menyatakan pihaknya berkomitmen menyelesaikan pembahasan kontrak dengan cepat dan secara adil.

"Kami meminta agar para pegawai kami menolak seruan untuk meninggalkan para pasien yang membutuhkan mereka," ucap Peasnall kepada AFP. "Jika terjadi penghentian kinerja, fasilitas-fasilitas kami akan dikelola oleh para dokter bersama manajer dan staf darurat yang terlatih dan berpengalaman," imbuhnya.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads