Sejumlah rumah sakit (RS) di New York, Amerika Serikat (AS), bersiap memecat ribuan tenaga kesehatan (nakes) yang tidak mematuhi aturan wajib vaksin virus Corona (COVID-19). Aturan wajib vaksin Corona itu efektif berlaku mulai Senin (27/9) waktu setempat.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (28/9/2021), situasi ini berpotensi memicu kekurangan staf di beberapa rumah sakit setempat. Dengan sejumlah rumah sakit di wilayah New York bagian utara mulai membatasi layanan demi mengatasi kekurangan staf.
Dalam konferensi pers, Wali Kota New York, Bill de Blasio, menyatakan bahwa rumah sakit yang ada di kota New York belum melihat dampak besar dari aturan wajib vaksin Corona, namun dia mengkhawatirkan area-area lainnya di negara bagian New York yang tingkat vaksinasinya rendah.
Catholic Health, salah satu penyedia layanan kesehatan terbesar di New York bagian barat, menyatakan akan menunda beberapa operasi bedah elektif saat berupaya meningkatkan tingkat vaksinasi, yang mencapai 90 persen nakes pada Minggu (26/9) sore waktu setempat.
Sementara Pusat Medis Erie County (ECMC) di Buffalo telah menangguhkan sejumlah operasi bedah rawat inap dan tidak akan menerima pasien perawatan intensif dari rumah sakit lainnya, saat bersiap memecat ratusan pegawainya yang tidak divaksin Corona.
Juru bicara ECMC, Peter Cutler, menyatakan bahwa keputusan membatasi operasional akan berdampak pada rumah sakit secara finansial, dengan para pasien bedah rawat inap memberikan sekitar US$ 1 juta per pekan.
"Kita harus mengambil keputusan di mana kita bisa membuat perubahan untuk sementara agar kita bisa memastikan area-area layanan lainnya hanya terdampak sekecil mungkin," sebutnya. "Secara finansial, itu persoalan besar," imbuh Cutler.
Simak juga video 'Momen Joe Biden Disuntik Vaksin Booster Pfizer: Ini Aman & Efektif':