Presiden Pertama Iran, Abolhassan Banisadr meninggal dunia di usianya yang ke-88 tahun di Paris, Sabtu (9/10) waktu setempat. Ia meninggal dunia usai melawan penyakit yang ia derita.
detikcom merangkumkan tentang sosok dan perjalanannya saat menjabat singkat sebagai presiden Iran pasca revolusi berikut ini, seperti dilansir kantor berita AFP, Minggu (10/10/2021).
Sosok Abolhassan Banisadr
Abolhassan Banisadr lahir pada 22 Maret 1933 di sebuah desa dekat Hamadan, Iran barat. Dia dikenal sebagai sosok pendukung Islam liberal di Iran dan penganut agama Islam yang taat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di usia Banisadr yang ke 17 tahun, dia sudah bergabung dengan Front Nasional Iran, gerakan pemimpin nasionalis Mohammad Mossadegh.
Abolhassan Banisadr kemudian jadi penentang keras rezim Shah (Raja) Iran pasca banyak mempelajari teologi, ekonomi dan sosiologi. Lantaran hal itu, dia jadi buruan polisi hingga terpaksa melarikan diri dari Iran pada tahun 1963 dan menetap di Paris.
![]() |
Pada 1970, dia menganjurkan penyatuan oposisi Iran di pihak Ayatollah Ruhollah Khomeini, yang diasingkan di Irak pada saat itu.
Kemudian Oktober 1978, Khomeini pergi ke Prancis. Saat itu, Banisadr menjadi bagian dari lingkaran dalamnya dan menyebutnya sebagai 'ayah tersayang'
Banisadr kemudian mengungkapkan penyesalan bahwa dia tidak mengenali "selera kekuasaan" Khomeini.
Pada 1 Februari 1979, Banisadr berada di pesawat yang membawa Khomeini kembali ke Iran. Dia menjabat sebagai menteri ekonomi Iran dan selama beberapa hari juga mengurus urusan luar negeri.
Pada 26 Januari 1980, pria yang dijuluki "putra spiritual Khomeini" terpilih sebagai presiden Republik Islam Iran pertama, pasca revolusi 1979.
Perjalanan Abolhassan Banisadr Sebagai Presiden
Sebagai Presiden Iran, Abolhassan Banisadr menghadapi berbagai tantangan dalam memimpin negaranya, seperti krisis penyanderaan Amerika Serikat (AS), perang Iran-Irak, kesengsaraan ekonomi dan kuatnya pihak oposisi dari para ulama kuat.
Sejak Februari 1980 hingga Juni 1981, sebagai Presiden, Banisadr bertanggung jawab atas angkatan bersenjata Iran. Dia mereorganisasi sistem militer Iran dan menghabiskan sebagian besar waktunya di garis depan, dimulainya perang delapan tahun dengan Irak.
Sementara itu, ia juga menghadapi tekanan kuat dari ulama ultrakonservatif. Setelah lebih dari setahun berselisih dengan beberapa anggota senior ulama Syiah dan Partai Republik Islam yang menguasai parlemen, proses demokratisasi terhenti.
Tentang perjalanan Abolhassan Banisadr juga dapat dilihat di halaman berikutnya.
Simak juga Video: Pertemuan Armenia-Iran di Tengah Panasnya Hubungan dengan Azerbaijan
Abolhassan Banisadr Dimakzulkan
Pada 21 Juni 1981, AbolHassan Banisadr dimakzulkan oleh parlemen. Dia disebut "tidak mampu secara politik". Pemecatan ini pun disetujui oleh Khomeini.
Pengadilan Iran juga mengecam Banisadr lantaran disebut mencemarkan nama baik rakyat Iran.
"Selama bertahun-tahun, di bawah bayang-bayang intelijen Prancis dan Barat, dia tidak henti-hentinya mencemarkan nama baik rakyat dan sistem republik Islam," kata sebuah pernyataan yang dipublikasikan di situs web Mizan Online.
Kecaman terhadap Banisadr membuatnya harus bersembunyi selama satu meninggu. Ia kemudian berhasil melarikan diri dengan pesawat jet angkatan udara yang dibajak oleh salah satu pendukungnya dan melarikan diri ke Prancis. Di sana, Banisadr mendapatkan suaka dan perlindungan polisi.
Di Prancis, mantan Presiden tersebut mendirikan Dewan Nasional Perlawanan Iran dengan Massoud Rajavi, pemimpin Organisasi Mujahidin Rakyat Iran (MEK) dan perwakilan dari komunitas minoritas seperti Kurdi Iran.
Tak lama, Abolhassan Banisadr berselisih dengan Rajavi, dan kemudian meninggalkan dewan.
Dia juga menulis sebuah buku yang menuduh Ayatollah berkomplot untuk merebut kekuasaan di Iran dan bersaksi tentang pembunuhan pembangkang Iran yang dia salahkan pada para mullah.
Sejak Mei 1984, Abolhassan Banisadr tinggal Versailles, Prancis. Ia menghabiskan puluhan tahun hidupnya disana hingga tutup usia di sebuah rumah sakit di Paris, Sabtu (9/10) waktu setempat.