Rusia, China, Pakistan dan Amerika Serikat (AS) tengah bekerja bersama untuk memastikan Taliban yang kini menguasai Afghanistan menepati janji-janji mereka, khususnya untuk membentuk pemerintahan yang mewakili berbagai elemen dan mencegah kekerasan menyebar.
Seperti dilansir Al Jazeera, Senin (27/9/2021), penegasan itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, dalam pernyataannya.
Lavrov menyatakan bahwa keempat negara itu terus melakukan komunikasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan perwakilan dari Rusia, China dan Pakistan baru-baru ini berkunjung ke Qatar dan ke Kabul di Afghanistan untuk bertemu dengan Taliban dan perwakilan 'otoritas sekuler' -- termasuk mantan Presiden Afghanistan, Hamid Karzai dan Abdullah Abdullah yang memimpin dewan perundingan pemerintah Afghanistan dengan Taliban.
Lavrov menyatakan bahwa pemerintahan sementara oleh Taliban 'tidak mencerminkan keseluruhan masyarakat Afghanistan -- kekuatan etnorelogius dan politik -- jadi kami terlibat dalam dalam komunikasi'.
"Itu sedang berlangsung," sebutnya.
Taliban diketahui menjanjikan pemerintahan inklusif, yang lebih moderat dari kepemimpinan mereka sebelumnya tahun 1991-2001 silam, termasuk menghormati hak-hak wanita, memberikan stabilitas setelah 20 tahun perang, memerangi 'terorisme dan ekstremisme', dan menghentikan kelompok bersenjata untuk menggunakan wilayah Afghanistan untuk meluncurkan serangan.
Simak juga 'Menlu Qatar Yakin Taliban Dapat Berubah':
Tapi langkah baru-baru ini menunjukkan Taliban mungkin kembali kepada kebijakan represif, khususnya terhadap perempuan.
Lavrov pun menegaskan bahwa memastikan Taliban menepati janji menjadi prioritas utama bagi keempat negara tersebut.
"Yang paling penting adalah ... untuk memastikan bahwa janji-janji yang mereka sampaikan secara terbuka, ditepati," tegasnya.
"Dan bagi kami, itu menjadi prioritas utama," ujar Lavrov.