Juru bicara junta Myanmar, Zaw Min Thun mengatakan, para tentara bertempur dengan sekitar 100 anggota kelompok pertahanan lokal setelah "disergap" di kota Thantlang di negara bagian Chin yang terpencil, dekat perbatasan India pada 18 September. Dia tidak memberikan angka korban dalam pertempuran itu.
Seperti diberitakan kantor berita AFP, Kamis (23/9/2021), penduduk mulai melarikan diri pada hari Senin (20/9) setelah tentara "mulai menembak secara acak jendela-jendela rumah di kota itu", menurut seorang warga setempat yang tidak mau disebutkan namanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
- Jerman Komentari Permintaan Taliban Bicara di PBB: Tak Ada Gunanya!
Pemerintah Jerman menyuarakan penolakan terhadap permintaan Taliban untuk berbicara di Majelis Umum Umum PBB. Jerman menyebut "pertunjukan" oleh penguasa baru Afghanistan tersebut tidak akan ada gunanya.
Komite kredensial PBB saat ini sedang meninjau permintaan dari Taliban untuk berpidato di Majelis Umum PBB atas nama Afghanistan, yang masih diwakili di badan dunia tersebut oleh duta besar dari pemerintah Afghanistan yang digulingkan Taliban bulan lalu.
"Menjadwalkan pertunjukan di PBB tidak akan menghasilkan apa-apa," kata Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas kepada wartawan seperti diberitakan kantor berita AFP, Kamis (23/9/2021).
"Yang penting adalah tindakan nyata dan bukan hanya kata-kata, termasuk hak asasi manusia dan khususnya hak-hak perempuan dan pemerintahan yang inklusif dan menjauhkan diri dari kelompok teroris," imbuh Menlu Jerman itu.
- Usai Teleponan dengan Biden, Macron Perintahkan Dubes Kembali ke AS
Presiden Prancis Emmanuel Macron pada hari Rabu (22/9) waktu setempat memerintahkan Duta Besar (Dubes) Prancis untuk kembali ke Amerika Serikat minggu depan. Macron memerintahkan hal ini setelah panggilan telepon dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden, yang bertujuan untuk meredakan ketegangan dalam perselisihan mengenai kontrak kapal selam yang dibatalkan Australia.
Seperti diberitakan kantor berita AFP, Kamis (23/9/2021), pembicaraan itu adalah komunikasi pertama antara kedua pemimpin itu sejak pengumuman bahwa Australia membatalkan kontrak untuk membeli kapal selam Prancis sebagai bagian dari pakta keamanan dengan Inggris dan AS.
Macron kemudian memanggil pulang Dubesnya untuk Australia dan AS guna berkonsultasi sebagai tanda kemarahan Prancis atas pembatalan kontrak tersebut.
"Macron telah memutuskan bahwa Duta Besar Prancis akan kembali ke Washington minggu depan. Dia kemudian akan memulai pekerjaan intensif dengan pejabat-pejabat senior AS," demikian pernyataan bersama Biden dan Macron.
(ita/ita)