Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, mengajak bicara Presiden Prancis, Emmanuel Macron, dalam upaya meredakan situasi setelah kontrak kapal selam bertenaga nuklir antara AS dengan Australia memicu kemarahan Prancis.
Seperti dilansir AFP, Senin (20/9/2021), hal itu diungkapkan setelah Perdana Menteri (PM) Australia, Scott Morrison, menolak tuduhan Prancis bahwa Australia berbohong soal rencana membatalkan kontrak pembelian kapal-kapal selam Prancis.
Morrison menegaskan telah menyuarakan kekhawatiran soal kesepakatan dengan Prancis 'berbulan-bulan lalu'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keputusan Australia membatalkan kesepakatan pembelian kapal selam Prancis demi mendapatkan pasokan kapal selam AS itu memicu kemarahan otoritas Prancis. Macron menarik pulang Duta Besar Prancis untuk Australia dan AS dalam langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Namun dalam pernyataan pada Minggu (19/9) waktu setempat, juru bicara pemerintah Prancis, Gabriel Attal, mengungkapkan rencana percakapan telepon antara Macron dan Biden 'dalam beberapa hari ke depan' atas permintaan sang Presiden AS.
Disebutkan bahwa dalam percakapan telepon itu, Macron akan meminta 'klarifikasi' dari Biden setelah pengumuman pakta pertahanan AS, Australia dan Inggris yang mendorong Australia membatalkan kontrak besar untuk kapal Prancis bertenaga diesel-listirk.
"Kami ingin penjelasan," tegas Attal dalam pernyataannya. Dia menyebut AS harus menjawab untuk 'apa yang tampak seperti pelanggaran kepercayaan besar'.
Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Drian, sebelumnya menggunakan bahasa yang jelas tidak diplomatis terhadap Australia, AS dan Inggris terkait aliansi pertahanan baru yang diumumkan Rabu (15/9) lalu.
"Telah terjadi kebohongan, duplikasi, pelanggaran kepercayaan besar dan penghinaan," sebut Drian kepada televisi France 2.
Dalam pernyataannya, PM Morrison bersikeras menyatakan dirinya dan menteri-menterinya tidak merahasiakan masalah mereka dengan kapal-kapal Prancis.
"Saya pikir mereka akan memiliki banyak alasan untuk mengetahui bahwa kita memiliki kekhawatiran mendalam dan serius. Kita telah memperjelas bahwa kita akan mengambil keputusan berdasarkan kepentingan nasional strategis kita," ucap PM Morrison kepada wartawan di Sydney.
Lebih lanjut, PM Morrison menyatakan dirinya memahami kekecewaan Prancis. Namun dia menambahkan bahwa: "Saya tidak menyesali keputusan untuk mengutamakan kepentingan nasional Australia. Tidak akan pernah."
Penarikan Duta Besar Prancis itu menjadi yang pertama dalam sejarah hubungan dengan Australia dan AS. Kontak pembelian kapal selam konvensional antara Prancis dan Australia mencapai senilai AUS$ 50 miliar saat ditandatangani tahun 2016 lalu.