Pekerja Kemanusiaan Jadi Korban
Salah satu dari mereka yang tewas dalam serangan drone itu adalah seorang pria Afghanistan yang bekerja untuk kelompok kemanusiaan AS, Ezmarai Ahmadi. Saudara Ahmadi, Aimal, mengatakan kepada AFP bahwa mobil itu dipenuhi anak-anak yang berpura-pura sedang bepergian di dalam mobil yang diparkir.
"Itu membunuh mereka semua. Saudara laki-laki saya dan keempat anaknya terbunuh. Saya kehilangan putri kecil saya... keponakan-keponakan," kata Aimal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aimal mengatakan Ezmarai mengemudikan mobil yang terkena serangan drone AS setelah diparkir di dekat rumahnya pada saat itu.
Analisis rekaman video keamanan oleh media terkemuka AS, New York Times (NYT), menyebutkan bahwa militer AS mungkin melihat Ezmarai dan seorang koleganya memasukkan tabung-tabung air, yang langka setelah runtuhnya pemerintahan Afghanistan, dan mengambil laptop untuk bosnya.
Ezmarai merupakan seorang insinyur kelistrikan untuk kelompok kemanusiaan dan pelobi, Nutrition and Education International, yang berbasis di California, AS. Menurut kerabatnya, Ezmarai masuk ke dalam kelompok ribuan warga Afghanistan yang mengajukan permukiman kembali (resettlement) di AS.
AS Minta Maaf
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin meminta maaf atas serangan pesawat tak berawak (drone) di Kabul, di ibu kota Afghanistan, yang secara keliru menewaskan 10 warga sipil, termasuk anak-anak, bulan lalu.
"Saya menyampaikan belasungkawa terdalam saya kepada anggota keluarga yang masih hidup dari mereka yang terbunuh," kata Austin dalam sebuah pernyataan seperti diberitakan kantor berita AFP, Sabtu (18/9).
"Kami meminta maaf, dan kami akan berusaha untuk belajar dari kesalahan mengerikan ini," pungkas Austin.
(zap/dwia)