Australia Pahami Kekecewaan Prancis yang Marah Soal Kapal Selam

Australia Pahami Kekecewaan Prancis yang Marah Soal Kapal Selam

Rita Uli Hutapea - detikNews
Sabtu, 18 Sep 2021 11:46 WIB
Presiden Macron turut meninjau dan ikut langsung dalam peluncuran rudal nuklir dari kapal selam.
ilustrasi kapal selam Prancis (Foto: Reuters/Fred Tanneau)
Jakarta -

Pemerintah Prancis marah besar atas pembatalan kesepakatan kapal selam yang dilakukan Australia demi mendapatkan kapal selam nuklir Amerika Serikat. Menanggapi kemarahan Prancis, pemerintah Australia menyatakan memahami kekecewaan Prancis dengan dibatalkannya kesepakatan kapal selam tersebut.

Namun, Australia juga mengatakan pihaknya berharap untuk terus bekerja sama dengan Prancis.

"Saya benar-benar memahami kekecewaan tersebut. Tidak diragukan lagi bahwa ini adalah masalah yang sangat sulit untuk ditangani," kata Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne seperti diberitakan kantor berita AFP, Sabtu (18/9/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tetapi kami akan terus melakukan pendekatan secara konstruktif dan erat dengan rekan-rekan kami di Prancis," imbuhnya.

Payne mengatakan bahwa Australia mengakui peran Prancis di Pasifik, termasuk upaya tiga arah bersama yang dilakukan dengan Selandia Baru dalam bantuan kemanusiaan.

ADVERTISEMENT

Payne mengatakan dirinya berharap untuk bekerja sama dengan Prancis "untuk memastikan bahwa mereka memahami nilai yang kami tempatkan pada peran yang mereka mainkan, dan memahami nilai yang kami tempatkan pada hubungan bilateral dan pekerjaan yang ingin kami terus lakukan bersama."

Australia membatalkan kesepakatan bernilai miliaran dolar AS untuk kapal selam konvensional Prancis saat menyepakati aliansi baru dengan Inggris dan Amerika Serikat, di mana Australia akan memperoleh kapal selam bertenaga nuklir AS.

Lihat Video: Jawaban Australia Pilih Kapal Selam AS Ketimbang Prancis

[Gambas:Video 20detik]




Prancis marah dan menyebut Australia melakukan "tikaman dari belakang" dan mengatakan tidak akan lagi mempercayai negara itu dalam negosiasi perdagangan. Prancis pun menuding Amerika Serikat berperilaku tidak pantas sebagai sekutu dekat.

Presiden Prancis Emmanuel Macron bahkan telah memerintahkan penarikan duta besar (dubes) Prancis dari AS dan Australia.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Prancis Jean-Yves Le Drian mengatakan, pengabaian proyek kapal selam yang telah dikerjakan Australia dan Prancis sejak 2016 merupakan "perilaku yang tidak dapat diterima di antara sekutu dan mitra."

"Konsekuensinya mempengaruhi konsep yang kami miliki tentang aliansi kami, kemitraan kami, dan pentingnya Indo-Pasifik bagi Eropa," ujar Le Drian.

Menlu Prancis itu mengatakan bahwa Macron memutuskan untuk "segera" menarik dubes Prancis dari AS dan Australia karena "keseriusan luar biasa dari pengumuman yang dibuat pada 15 September oleh Australia dan Amerika Serikat", saat Presiden AS Joe Biden mengumumkan aliansi pertahanan baru antara Australia-AS-Inggris.

Kesepakatan pertahanan tersebut mengatur tentang memperluas teknologi kapal selam nuklir AS ke Australia serta pertahanan dunia maya, kecerdasan buatan terapan, dan kemampuan bawah laut.

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads