Duduk Perkara Dokumen FBI soal Serangan 9/11 Seret-seret Saudi

Round Up

Duduk Perkara Dokumen FBI soal Serangan 9/11 Seret-seret Saudi

Tim detikcom - detikNews
Minggu, 12 Sep 2021 23:01 WIB
11 September 2001, tepat 20 tahun yang lalu, dua pesawat yang dibajak menabrak menara kembar World Trade Center (WTC).
Dokumen FBI soal serangan 9/11 seret-seret Saudi (AP Photo)
Jakarta -

Dokumen investigasi serangan 11 September 2001 atau 9/11 dirilis pertama kali oleh Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI). Arab Saudi tak lepas disorot atas serangan tersebut.

detikcom merangkumkan duduk perkara soal dokumen investigasi FBI berikut ini:

Perintah Eksekutif Soal Dokumen FBI

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti dilansir CNN, dokumen investigasi FBI soal serangan 9/11 yang dirilis pada Sabtu (11/9) berawal dari surat yang dikirimkan lebih dari 1.600 orang yang terdampak serangan kepada Joe Biden. Surat berisi permintaan agar Biden tak hadir ke Ground Zero di New York City dalam acara peringatan 20 tahun serangan 9/11 terkecuali dirinya merilis dokumen FBI tersebut. Surat tersebut juga mempertanyakan peran Arab Saudi dan menuduh oknum pejabat Arab Saudi telah terlibat dalam mendukung serangan.

Tak lama setelah diterima, Departemen Kehakiman AS (DOJ) mengumumkan akan meninjau informasi atau dokumen, yang sebelumnya dirahasiakan, terkait dengan serangan 11 September 2001 agar dapat diungkapkan ke publik.

ADVERTISEMENT

Pada Agustus lalu, seorang juru bicara DOJ mengatakan bahwa pemerintah telah menginformasikan pengadilan federal Manhattan bahwa FBI baru-baru ini menutup penyelidikan terkait dengan pembajak 11 September tersebut.

"Meskipun perkembangan ini mengikuti putusan Pengadilan Distrik AS yang menegakkan pernyataan hak istimewa pemerintah, FBI telah memutuskan untuk meninjau pernyataan hak istimewa sebelumnya untuk mengidentifikasi informasi tambahan yang sesuai untuk pengungkapan. FBI akan mengungkapkan informasi tersebut secara bergulir secepat mungkin," kata juru bicara tersebut.

Biden memuji keputusan DOJ pada saat itu. Diketahui saat kampanye, Biden berjanji agar Kementerian segera merilis catatan 9/11 dan berkomitmen untuk membantu keluarga korban serangan 11 September.

Dokumen Investigasi FBI Dirilis Tepat Peringatan 20 Tahun Serangan 9/11

Setelah Presiden AS Joe Biden menyampaikan perintah eksekutif, dokumen tersebut dirilis pada Sabtu (11/9), tepat pada peringatan 20 tahun peristiwa 9/11. Dalam rincian hasil investigasi FBI itu, diduga oknum seorang pejabat konsuler Saudi dan seorang tersangka agen intelijen Saudi di Los Angeles memberikan dukungan logistik kepada setidaknya dua orang yang membajak pesawat pada 11 September 2001 lalu.

Selain itu, ada pula beberapa jaringan dan kesaksian yang mendorong kecurigaan FBI terhadap Omar al-Bayoumi, yang konon adalah seorang mahasiswa Saudi di Los Angeles, sebagai agen intelijen Saudi. Omar al-Bayoumi digambarkan terlibat memberikan bantuan perjalanan, penginapan dan pembiayaan untuk membantu dua pembajak pesawat dalam serangan 9/11.

Saudi Tepis Keterlibatan Serangan 9/11

Pemerintah Arab Saudi sudah pernah menepis tuduhan keterlibatannya dalam serangan 11 September 2001 atau 9/11. Hal itu disampaikan beberapa hari sebelum Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) merilis dokumen investigasi.

Sejak lama Arab Saudi mengatakan tak pernah memiliki peran dalam serangan tersebut. Pada Rabu (8/9) lalu, Kedutaan Saudi di Washington DC menyampaikan pihaknya selalu menganjurkan transparansi seputar peristiwa 11 September 2001, dan menyambut baik rilis dokumen rahasia yang berkaitan dengan peristiwa 20 tahun silam.

"Seperti yang diungkapkan oleh investigasi-investigasi sebelumnya, termasuk dari Komisi 9/11 dan rilis '28 Halaman' , tidak ada bukti yang pernah muncul untuk menunjukkan bahwa pemerintah Saudi atau pejabatnya memiliki pengetahuan sebelumnya tentang serangan teroris atau terlibat dalam cara apa pun," demikian isi pernyataan Kedutaan Saudi seperti dilansir Reuters.

Diketahui 15 dari 19 pembajak pesawat dalam serangan tersebut memang berasal dari Arab Saudi. Meski begitu, sebuah komisi pemerintah AS tidak menemukan bukti bahwa Arab Saudi secara langsung mendanai al Qaeda, kelompok yang melakukan serangan. Meski begitu keterlibatan sejumlah pejabat Saudi secara individu masih menjadi tanda tanya.

Arab Saudi pun menerima gugatan miliaran dolar dari pihak Keluarga korban yang tewas dan menderita luka-luka dalam insiden tersebut.

Halaman 2 dari 2
(izt/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads