Seorang penerjemah yang pernah membantu menyelamatkan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, saat badai salju di Afghanistan tahun 2008 lalu diketahui gagal naik penerbangan evakuasi dari bandara Kabul, ibu kota Afghanistan. Sang penerjemah dilaporkan tengah bersembunyi di Afghanistan yang kini dikuasai kelompok Taliban.
Seperti dilansir AFP, Kamis (2/9/2021), laporan media terkemuka AS, Wall Street Journal (WSJ), menyebutkan bahwa Biden saat masih menjadi Senator AS, bersama dua Senator AS lainnya, mengunjungi Afghanistan tahun 2008 lalu.
Saat itu, badai salju memaksa helikopter yang membawa mereka untuk mendarat di area terpencil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sang penerjemah, oleh WSJ disebut sebagai 'Mohammed' untuk melindungi identitasnya, bekerja secara rutin untuk militer AS pada saat itu dan terlibat dalam beberapa misi pertempuran.
Di tengah kekhawatiran bahwa Biden dan dua Senator senior AS, Chuck Hagel dan John Kerry, berisiko diserang Taliban, Mohammed bergabung dengan kelompok militer kecil Pasukan Cepat Tanggap yang berkendara dari Pangkalan Udara Bagram ke area pegunungan terpencil untuk menyelamatkan ketiganya.
Sekitar 13 tahun kemudian, Mohammed tidak bisa mendapatkan pengajuannya pindah ke AS diproses tepat waktu dan gagal dievakuasi saat Taliban mengambil alih kekuasaan di Afghanistan.
"Halo, Bapak Presiden: Selamatkan saya dan keluarga saya," tutur Mohammed kepada WSJ pada Senin (30/8) waktu setempat, yang menjadi hari terakhir proses evakuasi darurat yang berlangsung selama dua pekan di bandara Kabul.
Simak juga video 'DPR AS Kritik Keras Biden Terkait Penanganan Situasi Afghanistan':
"Jangan lupakan saya di sini," imbuhnya.
Dilaporkan WSJ bahwa Mohammed bersama istri dan keempat anaknya kini ada dalam persembunyian, karena khawatir penindakan tegas Taliban yang kini berkuasa.
Dalam pernyataannya pada Selasa (31/8) waktu setempat, Sekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki, menegaskan pemerintah AS ingin membantunya.
"Pesan kami untuknya adalah terima kasih telah bertempur di sisi kami selama 20 tahun terakhir. Kami akan mengeluarkan Anda. Kami akan menghormati jasa Anda," tegasnya.