AS Serang ISIS-K di Afghanistan, China Dituduh Tahan Info Asal-usul Corona

International Updates

AS Serang ISIS-K di Afghanistan, China Dituduh Tahan Info Asal-usul Corona

Novi Christiastuti - detikNews
Sabtu, 28 Agu 2021 18:50 WIB
In this image provided by the Department of Defense, two paratroopers assigned to the 1st Brigade Combat Team, 82nd Airborne Division conduct security while a C-130 Hercules takes off during a evacuation operation in Kabul, Afghanistan, Wednesday, Aug. 25, 2021. (Department of Defense via AP)
Tentara AS di bandara Kabul, Afghanistan (Department of Defense via AP)
Jakarta -

Amerika Serikat (AS) melancarkan serangan drone terhadap target kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Khorasan atau ISIS-K yang mendalangi serangan bom di Afghanistan. Presiden Joe Biden menuduh China menahan 'informasi penting' soal asal-usul virus Corona (COVID-19).

Serangan drone AS yang dilancarkan ke Provinsi Nangarhar itu diklaim menewaskan target yang disebut sebagai 'perencana' ISIS-K terkait serangan terhadap pasukan dan kepentingan AS di Kabul.

Usai ringkasan laporan intelijen AS soal asal-usul Corona diungkap ke publik, Biden menyebut China telah mencegah para penyidik internasional dan komunitas kesehatan global untuk mengakses informasi penting soal asal-usul pandemi Corona.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Sabtu (28/8/2021):

- AS Lancarkan Serangan Drone ke Target ISIS-K di Afghanistan

ADVERTISEMENT

Militer Amerika Serikat (AS) melancarkan serangan drone terhadap target yang disebut sebagai 'perencana' kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Khorasan atau ISIS-K di Afghanistan. ISIS-K mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom di bandara Kabul yang menewaskan lebih dari 170 orang, termasuk 13 tentara AS.

Seperti dilansir AFP dan Associated Press, Sabtu (28/8/2021), serangan drone terhadap target ISIS-K ini dilancarkan AS pada Jumat (27/8) waktu setempat, atau kurang dari 48 jam setelah serangan bom bunuh diri mengguncang bandara Kabul.

"Serangan udara tak berawak terjadi di Provinsi Nangarhar, Afghanistan. Indikasi awal menyatakan kita membunuh target," sebut Kapten Bill Urban dari Komando Pusat AS dalam pernyataannya, merujuk pada satu individu yang tewas akibat serangan drone AS itu.

- 2 Warganya Tewas dalam Serangan Bom di Kabul, Menlu Inggris Murka

Otoritas Inggris mengonfirmasi dua warganya tewas dalam serangan bom bunuh diri di gerbang bandara Kabul, Afghanistan. Disebutkan juga bahwa seorang anak dari seorang warga Inggris lainnya juga menjadi korban jiwa dari ledakan bom yang diklaim oleh kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) Khorasan atau ISIS-K itu.

Seperti dilansir AFP, Sabtu (28/8/2021), konfirmasi itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab, dalam pernyataan pada Jumat (27/8) waktu setempat. Identitas warga negara Inggris yang tewas dalam serangan bom itu tidak disebut lebih lanjut.

"Saya sangat sedih mengetahui bahwa dua warga negara Inggris dan anak dari seorang warga Inggris lainnya tewas dalam serangan teror kemarin, dengan dua orang lainnya luka-luka," tutur Raab.

Lihat Video: Badan Keamanan AS: Korban Tewas Bom Kabul Terbesar dalam Satu Dekade

[Gambas:Video 20detik]



- Biden Sebut China Tahan 'Informasi Penting' Soal Asal-usul Corona

Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, menyebut China menahan 'informasi penting' soal asal-usul virus Corona (COVID-19). Hal itu disampaikan setelah komunitas intelijen AS menyatakan tidak meyakini virus Corona sebagai senjata biologis, namun tetap terpecah soal apakah virus itu bocor dari laboratorium.

Seperti dilansir AFP, Sabtu (28/8/2021), AS bagaimanapun tidak percaya jika para pejabat China memiliki pengetahuan sebelumnya soal virus Corona sebelum wabah awal muncul di Wuhan. Hal itu tertuang dalam ringkasan laporan intelijen AS yang dinantikan banyak pihak.

"Informasi penting soal asal-usul pandemi ini ada pada Republik Rakyat China, namun sejak awal, pejabat pemerintah China telah berupaya mencegah para penyidik internasional dan anggota komunitas kesehatan masyarakat global untuk mengaksesnya," sebut Biden dalam pernyataan pada Jumat (27/8).

- Rekor! India Vaksinasi Corona 10 Juta Warga dalam Sehari

Otoritas India melakukan vaksinasi virus Corona (COVID-19) terhadap lebih dari 10 juta orang dalam sehari. Angka ini tercatat saat negara ini tengah meningkatkan pertahanan dalam menghadapi prediksi lonjakan kasus Corona.

Seperti dilansir AFP, Sabtu (28/8/2021), Kementerian Kesehatan India mengumumkan bahwa angka 10 juta vaksinasi Corona dalam sehari itu tercatat pada Jumat (27/8) waktu setempat.

Ini menjadi momen pertama angka vaksinasi harian di India menembus 10 juta, dan menggeser rekor sebelumnya dengan 9,2 juta vaksinasi Corona dalam sehari.

- Bocah Palestina Tewas Seminggu Usai Ditembak Tentara Israel

Otoritas India melakukan vaksinasi virus Corona (COVID-19) terhadap lebih dari 10 juta orang dalam sehari. Angka ini tercatat saat negara ini tengah meningkatkan pertahanan dalam menghadapi prediksi lonjakan kasus Corona.

Seperti dilansir AFP, Sabtu (28/8/2021), Kementerian Kesehatan India mengumumkan bahwa angka 10 juta vaksinasi Corona dalam sehari itu tercatat pada Jumat (27/8) waktu setempat.

Ini menjadi momen pertama angka vaksinasi harian di India menembus 10 juta, dan menggeser rekor sebelumnya dengan 9,2 juta vaksinasi Corona dalam sehari.

Halaman 2 dari 2
(nvc/nvc)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads