Hak perempuan dalam berbusana menjadi perhatian tatkala Taliban kembali berkuasa. Soalnya dulu, Taliban pernah mewajibkan wanita memakai burqa yang menutupi seluruh tubuh perempuan termasuk wajah. Nasib busana wanita Afghanistan akan ditentukan lewat keputusan para ulama Taliban.
"Mereka akan memutuskan apakah mereka harus memakai hijab, burqa, atau hanya cadar plus abaya atau sesuatu, atau tidak. Itu tergantung pada mereka," kata salah satu pemimpin senior Taliban, Waheedullah Hashimi, kepada Reuters, Kamis (19/8).
Secara umum, hijab adalah kain yang digunakan untuk menutupi aurat sehingga bagian tubuhnya tidak terlihat. Burqa, atau burka dalam Bahasa Indonesia, adalah pakaian yang menutupi seluruh tubuh serta wajah, bagian mata ditutup kawat kasa agar dapat melihat, biasanya dikenakan muslimah Afghanistan, Pakistan, dan India Utara, demikian definisi dari KBBI V.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Cadar adalah kain yang menutupi seluruh tubuh termasuk kepala dan wajah, kecuali mata. Abaya adalah busana khas Arab, berwarna hitam dan berpotongan longgar serta panjang, dikenakan sebagai baju luar ketika berada di luar rumah.
"Orang-orang di Afghanistan 99,99% adalah Muslim dan mereka percaya pada Islam. Ketika Anda mempercayai hukum, tentu saja Anda harus menerapkan hukum itu. Kami memiliki sebuah dewan, sebuah dewan ulama yang sangat terkemuka. Mereka akan memutuskan apa yang harus dilakukan," kata Waheedullah Hashimi.
Pada Selasa (17/8) waktu setempat, juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, menyatakan dalam konferensi pers di Kabul bahwa perempuan akan diizinkan untuk bekerja dan mengakses pendidikan, dan 'akan sangat aktif dalam masyarakat namun dalam kerangka Islam'.
Saat menguasai Afghanistan tahun 1996-2001 silam, Taliban melarang wanita bekerja dan anak perempuan tidak diperbolehkan bersekolah, serta mewajibkan wanita memakai burqa saat pergi keluar rumah dan didampingi oleh kerabat laki-laki mereka. Mereka yang melanggar aturan terkadang mengalami penghinaan dan pemukulan di depan umum oleh polisi syariah Taliban.
Selanjutnya, janji Taliban:
Janji Taliban
Dilansir AFP, kini Taliban tidak lagi akan memaksa perempuan mengenakan burqa. Wanita-wanita di Afghanistan hanya akan diminta untuk memakai hijab. Begitulah janji terbaru Taliban yang ditaburkan lewat juru bicaranya.
"Burqa bukan satu-satunya hijab yang bisa dikenakan, ada jenis hijab yang berbeda, tidak terbatas pada burqa," ucap juru bicara kantor politik Taliban di Doha, Qatar, Suhail Shaheen, kepada media Inggris, Sky News, Rabu (18/8) kemarin.
Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, mengatakan rezim baru akan 'berbeda secara positif' dari masa kepemimpinan mereka pada 1996-2001, yang terkenal dengan kematian rajam dan melarang perempuan bekerja dengan laki-laki.
"Kalau soal ideologi, keyakinan, tidak ada bedanya, tapi kalau kita hitung berdasarkan pengalaman, kedewasaan, dan wawasan, pasti banyak perbedaannya," kata Mujahid.
Dia juga mengatakan Taliban berkomitmen untuk membiarkan perempuan bekerja sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Tapi dia tidak menjelaskan aturan spesifik.
![]() |
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan pihaknya bakal menagih janji Taliban.
"Jika Taliban mengatakan mereka akan menghormati hak-hak warganya, kami akan mencari mereka untuk menegakkan pernyataan itu dan membuat pernyataan itu baik," ucapnya.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson akan menilai Taliban berdasarkan cara mereka memperlakukan perempuan, serta perlakuan lainnya yang berhubungan dengan kemanusiaan hingga terorisme.
"Kita akan menilai rezim ini berdasarkan pilihan-pilihan yang diambilnya, dan berdasarkan tindakan daripada kata-katanya, berdasarkan sikapnya terhadap terorisme, terhadap kejahatan dan narkotika, juga akses kemanusiaan, dan hak perempuan untuk menerima pendidikan," ucap Perdana Menteri (PM) Inggris, Boris Johnson, pada Rabu (18/8) waktu setempat.