Video petempur Taliban melakukan patroli dengan kendaraan lapis baja buatan Amerika Serikat (AS), sambil menenteng senjata api yang dipasok AS dan menaiki helikopter Black Hawk setelah kolapsnya pemerintahan Afghanistan telah mempermalukan Gedung Putih.
Seperti dilansir AFP, Kamis (19/8/2021), kelompok militan yang berhasil mengambil alih kekuasaan di Kabul dalam waktu singkat ini dilaporkan menguasai sejumlah besar persenjataan, perlengkapan militer dan amunisi yang dipasok AS untuk pasukan keamanan Afghanistan.
Gambar dan video yang beredar di media sosial menunjukkan para petempur Taliban menenteng senapan serbu M4 dan M18, juga senapan sniper M24, saat berpatroli di jalanan dengan Humvee dari militer AS. Sebuah video lainnya menunjukkan mereka memakai seragam taktis milik pasukan khusus dengan gaya AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Kamis (19/8/2021):
- Dewan Ulama Taliban Akan Putuskan Aturan Berbusana Wanita Afghanistan
Seorang pemimpin senior Taliban menyatakan bahwa peran wanita di Afghanistan, termasuk hak mereka untuk bekerja dan mendapat pendidikan serta bagaimana mereka harus berpakaian, akan diputuskan oleh dewan ulama Islam.
"Para ulama kami akan memutuskan apakah anak-anak perempuan diizinkan bersekolah atau tidak," ucap salah satu pemimpin senior Taliban, Waheedullah Hashimi, yang memiliki akses untuk pengambilan keputusan dalam tubuh kelompok Taliban, seperti dilansir Reuters, Kamis (19/8/2021).
"Mereka akan memutuskan apakah mereka harus memakai hijab, burqa, atau hanya cadar plus abaya atau sesuatu, atau tidak. Itu tergantung pada mereka," sebutnya kepada Reuters.
- Sosok Ahmad Massoud, Oposisi Anti-Taliban yang Digandeng Wapres Afghanistan
Wakil Presiden Afganistan, Amrullah Saleh menggandeng salah seorang tokoh dari Lembah Panjshir, Ahmad Massoud guna melawan Taliban. Ahmad Massoud merupakan putra dari Ahmad Shah Massoud, komandan mujahidin dan pahlawan Tajik dari Lembah Panjshir.
Dilansir dari Reuters, Ahmad Massoud diketahui kehilangan ayahnya saat berusia 12 tahun. Ayahnya dibunuh oleh wartawan gadungan yang membawa bom dalam bentuk kamera beberapa hari sebelum serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat. Ahmad Shah Massoud dikenal sebagai komandan Mujahidin yang menentang fundamentalisme yang diusung oleh Taliban.
Perjuangan Ahmad Shah Massoud pun diteruskan oleh putranya. Ahmad Massoud kini dikenal sebagai tokoh Afghanistan yang menentang keras kesepakatan damai antara Amerika Serikat dan Taliban.
Ahmad Massoud kini berusia 32 tahun. Pemuda yang menjalani pendidikan keperwiraan oleh militer Inggris itu menawarkan wilayahnya sebagai benteng terakhir anti-Taliban.
- Jatuhnya Persenjataan Militer ke Taliban Bikin Malu Gedung Putih
Video petempur Taliban melakukan patroli dengan kendaraan lapis baja buatan Amerika Serikat (AS), sambil menenteng senjata api yang dipasok AS dan menaiki helikopter Black Hawk setelah kolapsnya pemerintahan Afghanistan telah mempermalukan Gedung Putih.
Seperti dilansir AFP, Kamis (19/8/2021), kelompok militan yang berhasil mengambil alih kekuasaan di Kabul dalam waktu singkat ini dilaporkan menguasai sejumlah besar persenjataan, perlengkapan militer dan amunisi yang dipasok AS untuk pasukan keamanan Afghanistan.
Gambar dan video yang beredar di media sosial menunjukkan para petempur Taliban menenteng senapan serbu M4 dan M18, juga senapan sniper M24, saat berpatroli di jalanan dengan Humvee dari militer AS. Sebuah video lainnya menunjukkan mereka memakai seragam taktis milik pasukan khusus dengan gaya AS.
Simak video 'Presiden Afghanistan: Saya Tak Pernah Berniat Melarikan Diri':
Foto-foto yang beredar itu membantu memperkuat serangan politik terhadap Presiden Joe Biden yang menuai kritikan tajam atas caranya menangani penarikan tentara AS dari Afghanistan setelah misi selama 20 tahun terakhir.
- Presiden Ashraf Ghani Ingin Pulang ke Afghanistan Usai Kabur ke UEA
Mantan Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, merilis pesan video untuk pertama kalinya sejak melarikan diri dari Kabul saat Taliban mengambil alih kekuasaan. Ghani menuturkan dirinya ingin kembali dan menyatakan dukungan untuk perundingan antara Taliban dengan para pejabat tinggi Afghanistan.
Seperti dilansir AFP, Kamis (19/8/2021), kepergian Ghani dari Kabul pada Minggu (15/8) waktu setempat telah memudahkan Taliban untuk mengambil alih kekuasaan secara penuh. Dalam penjelasannya, Ghani kembali menegaskan bahwa dirinya meninggalkan Kabul untuk menghindari pertumpahan darah.
Dia juga membantah tuduhan yang menyebut dirinya mentransfer sejumlah besar uang keluar Afghanistan sebelum pergi ke luar negeri. Ghani menuturkan kini dirinya berada di Uni Emirat Arab (UEA), yang dikonfirmasi pada Rabu (18/8) waktu setempat bahwa dirinya ditampung di sana atas 'alasan kemanusiaan'.
- Iran Siap Kerja Sama dengan China dan Rusia Soal Afghanistan
Presiden Iran Ebrahim Raisi mengatakan bahwa pemerintahnya siap untuk bekerja sama dengan China dan Rusia untuk membangun "stabilitas dan perdamaian" di Afghanistan.
Kelompok Taliban telah berhasil merebut kota-kota besar Afghanistan hanya dalam 10 hari, dicapai dengan pertumpahan darah yang relatif sedikit, menyusul penarikan pasukan Amerika Serikat dari negara tersebut.
"Iran siap bekerja sama dengan China untuk membangun keamanan, stabilitas, dan perdamaian di Afghanistan dan berjuang untuk pembangunan, kemajuan, dan kemakmuran rakyatnya," kata Raisi kepada Presiden China Xi Jinping dalam panggilan telepon yang diprakarsai dari Beijing. Demikian menurut situs web resmi Raisi seperti diberitakan kantor berita AFP, Kamis (19/8/2021).