Taiwan Beli Senjata Artileri AS Rp 10 T untuk Hadapi China

Taiwan Beli Senjata Artileri AS Rp 10 T untuk Hadapi China

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 05 Agu 2021 15:11 WIB
Soldiers fire during a military exercise in Hsinchu County, northern Taiwan, Tuesday, Jan. 19, 2021. Taiwanese troops using tanks, mortars and small arms staged a drill Tuesday aimed at repelling an attack from China, which has increased its threats to reclaim the island and its own displays of military might. (AP Photo/Chiang Ying-ying)
Ilustrasi (dok. AP Photo/Chiang Ying-ying)
Taipei -

Pemerintah Taiwan berterima kasih kepada Amerika Serikat (AS) yang telah menyetujui penjualan 40 sistem artileri Howitzer dalam kesepakatan senilai US$ 750 juta (Rp 10,7 triliun) yang akan membantu dalam mempertahankan diri dengan lebih baik melawan potensi invasi China.

Seperti dilansir AFP, Kamis (5/8/2021), Kementerian Luar Negeri Taiwan menyebutnya sebagai penjualan senjata terbesar pertama yang diumumkan sejak Presiden Joe Biden menjabat pada Januari tahun lalu.

Disebutkan juga bahwa persenjataan itu akan membantu Taiwan 'menjaga pertahanan diri yang kokoh dan perdamaian serta stabilitas kawasan'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Berhadapan dengan ekspansi militer dan provokasi China yang terus berlanjut, pemerintahan kami akan meningkatkan pertahanan dan keamanan nasional dengan tekad yang teguh untuk membela kehidupan rakyat dan cara hidup kami yang bebas dan demokratis," tegas Kementerian Luar Negeri Taiwan.

Departemen Luar Negeri AS menyetujui penjualan 40 unit sistem artileri Howitzer self-propelled medium 155mm M109A6 pada Rabu (4/8) dalam kesepakatan yang masih membutuhkan persetujuan Kongres AS.

ADVERTISEMENT

Taiwan yang demokratis dan memiliki pemerintahan sendiri ini berada di bawah ancaman invasi China, yang memandang Taiwan sebagai bagian wilayah mereka. Otoritas China bahkan bersumpah akan merebut kembali Taiwan suatu hari nanti, secara paksa jika diperlukan.

Di bawah Presiden Xi Jinping, China semakin meningkatkan tekanan militer. Jet-jet tempur dan pesawat pengebom China membayangi zona pertahanan udara Taiwan hampir setiap hari, sementara kapal pengeruk pasir meningkatkan aktivitas di sekitar kepulauan dekat daratan utama China, dan militer CHina mempublikasikan sejumlah latihan simulasi invasi Taiwan.

Simak juga 'Taiwan Pamer Kapal Perang Amfibi Terbaru untuk Perkuat AL':

[Gambas:Video 20detik]



Militer Taiwan jelas lebih kecil jika dibandingkan militer China, ditambah banyak perlengkapannya termasuk armada jet tempur yang sudah menua. Sistem artileri Howitzer yang bisa dipindahkan akan menjadi kunci dalam menangkal invasi, memampukan militer Taiwan mengarahkan tembakan ke kapal pengangkut tentara dan mengebom pantai yang menjadi lokasi pendaratan.

Mantan Presiden Donald Trump menggenjot habis-habisan penjualan senjata ke Taiwan pada era kepemimpinannya, saat dia berselisih dengan China dalam sejumlah isu mulai dari perdagangan hingga keamanan nasional. Penjualan senjata itu mencakup drone, sistem rudal dan jet tempur generasi baru.

Sementara Biden lebih terbuka untuk bekerja dengan China dalam isu-isu umum seperti perubahan iklim. Namun dia mempertahankan kebijakan keras Trump saat menyangkut pelanggaran hak asasi manusia (HAM) China dan ancaman terhadap Taiwan.

Membela Taiwan dari invasi China telah menjadi masalah bipartisan di AS dan persetujuan Kongres terhadap penjualan sistem artileri Howitzer itu besar kemungkinan akan diberikan.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads