AS Kerahkan Puluhan Jet Siluman ke Pasifik, Pesan Kuat untuk China?

AS Kerahkan Puluhan Jet Siluman ke Pasifik, Pesan Kuat untuk China?

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 16 Jul 2021 16:57 WIB
An F-22 Raptor does a fly-by during the airshow at Joint Andrews Air Base in Maryland on September 16, 2017. / AFP PHOTO / Andrew CABALLERO-REYNOLDS
Ilustrasi -- Jet tempur siluman F-22 (dok. AFP PHOTO/Andrew CABALLERO-REYNOLDS)

Angkatan Udara China, sebut Schuster, diketahui memiliki sekitar 20-24 jet tempur generasi kelima yang aktif. Namun dia menekankan bahwa kemampuan militer China berkembang secara pesat.

Statistik Angkatan Udara menyebut bahwa Angkatan Udara AS sendiri memiliki sekitar 180 unit F-22 dalam armadanya, meskipun hanya separuhnya yang bisa menjalankan satu misi pada satu waktu karena persyaratan pemeliharaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan demikian, AS akan mengirimkan sekitar 25 persen dari armada jet tempur F-22 yang beroperasi untuk latihan Pacific Iron.

Karena kemampuannya menghindari pendeteksian radar, jet tempur F-22 diperkirakan akan menjadi salah satu senjata utama yang digunakan dalam konflik apapun, dengan tugas menghancurkan pertahanan udara musuh di antara misi lainnya.

ADVERTISEMENT

"AS secara aktif mempraktikkan pengerahan yang akan dilakukan jika terjadi krisis atau perang besar. AS menanggapi China dengan sangat serius dan mengembangkan postur kekuatan dan melatih pasukannya agar mampu bergerak cepat ke posisi," ujar Peter Layton yang merupakan mantan perwira Angkatan udara Australia yang kini menjadi pengamat pada Griffith Asia Institute.

Untuk Operation Pacific Iron, menurut Angkatan Udara Pasifik, nantinya 10 unit jet Strike Eagle dari Mountain Homes Air Force Base di Idaho dan dua unit pesawat transpor C-130J Hercules dari Pangkalan Udara Yokota di Jepang akan bergabung dengan jet-jet tempur F22 itu mengisi armada udara dalam operasi yang disebut sebagai Agile Combat Employment, yang juga merujuk pada operasi tempur menyebar.

Disebutkan bahwa latihan ini sejalan dengan Strategi Pertahanan Nasional tahun 2018. "Yang menyerukan militer untuk menjadi kekuatan yang lebih mematikan, adaptif dan tangguh," demikian disampaikan dalam pernyataan Angkatan Udara Pasifik.

Lebih lanjut, Wilsbach menyebut Operation Pacific Iron sebagai 'salah satu pengerahan paling rumit yang pernah kami rancang'.

"Kami bisa menggerakkan pasukan dan kemampuan di seluruh dunia sesuai keinginan, tapi apa yang akan terjadi jika kita menyatukan kemampuan-kemampuan ini menjadi yang paling penting," sebutnya.


(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads