Sebuah pesawat kargo jenis Boeing 737-200 berhasil melakukan pendaratan darurat di perairan Samudra Pasifik, tepatnya di lepas pantai Honolulu, Hawaii, Amerika Serikat (AS). Dua orang yang ada di dalam pesawat kargo itu berhasil diselamatkan usai melakukan pendaratan darurat yang tidak biasa itu.
Seperti dilansir Reuters, Sabtu (3/7/2021), Otoritas Penerbangan Federal AS (FAA) dalam pernyataannya menyebut pendaratan darurat itu dilakukan pada Jumat(2/7) dini hari waktu setempat. FAA menyatakan dua awak yang ada di dalam pesawat kargo itu berhasil diselamatkan oleh Penjaga Pantai AS.
"Pilot melaporkan masalah mesin dan berupaya terbang kembali ke Honolulu ketika mereka terpaksa mendaratkan pesawat di atas air," demikian pernyataan FAA.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pesawat kargo milik maskapai Transair dengan nomor penerbangan 810 ini berhasil melakukan pendaratan darurat pada Jumat (2/7) dini hari, sekitar 02.30 waktu setempat. FAA dan Badan Keselamatan Transportasi (NTSB) menyatakan akan menyelidiki insiden ini.
Menurut data penerbangan dari FlightAware.com, pesawat kargo itu lepas landas dari Honolulu pada Jumat (2/7) dini hari, sekitar pukul 01.33 waktu setempat dan mengudara ke Kahului, namun dengan cepat terbang kembali ke arah Honolulu. Penerbangan kargo itu berakhir 36 menit kemudian.
Helikopter milik Penjaga Pantai AS menemukan lokasi puing-puing pesawat di lautan dan mendapati salah satu awak berpegangan pada ekor pesawat. Awak tersebut diterbangkan dengan helikopter ke rumah sakit setempat.
Satu awak lainnya ditemukan berada di atas sejumlah paket yang mengapung di lautan dan berhasil dievakuasi oleh kapal penyelamat milik Departemen Pemadam Kebakaran Honolulu.
Laporan menyebut kedua awak, seorang pilot dan seorang co-pilot, yang ada di dalam pesawat kargo itu menyadari ada masalah pada mesin saat mengudara.
"Kami kehilangan mesin nomor satu," tutur salah satu pilot kepada menara Kendali Lalu Lintas Udara (ATC), dalam rekaman yang diposting oleh LiveATC yang biasanya menyiarkan komunikasi lalu lintas udara.
"Kami membutuhkan departemen pemadam kebakaran ... Kami juga akan kehilangan mesin lainnya. Mesin terlalu panas," imbuhnya.
Data FAA menunjukkan pesawat kargo itu dirakit oleh Boeing pada tahun 1975 lalu. Pesawat itu diketahui pertama dikirimkan kepada maskapai Pacific Western Airlines, sebelum bergabung dengan armada maskapai Transair, salah satu maskapai kargo terbesar di Hawaii, tahun 2014.
Pihak Boeing menyatakan tengah memantau secara saksama situasi terkini dan melakukan komunikasi dengan NTSB. Pesawat itu diketahui menggunakan mesin Pratt & Whitney. Dalam pernyataannya, pihak Pratt & Whitney menyatakan mendukung penyelidikan yang dilakukan NTSB.