Pemerintah Rusia menyatakan tidak akan memberlakukan lockdown, meskipun melaporkan rekor jumlah kematian akibat virus Corona untuk hari keempat berturut-turut.
Penghitungan resmi pemerintah Rusia menunjukkan 679 kematian terkait COVID-19 dalam 24 jam terakhir, di saat negara itu memerangi lonjakan kasus infeksi yang dipicu oleh varian Delta yang sangat menular dan diperburuk oleh upaya vaksinasi yang lamban.
Rusia, negara terparah kelima di dunia dalam hal total kasus infeksi, telah menolak untuk memberlakukan lockdown penuh sejak gelombang pertama pandemi tahun lalu. Negara ini terus menjadi tuan rumah acara massal, termasuk pertandingan sepak bola Euro 2020 di Saint Petersburg.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lonjakan infeksi Corona mendorong Presiden Vladimir Putin kembali mendesak warga Rusia agar bersedia divaksinasi. Namun, Kremlin mengatakan pada hari Jumat (2/7) bahwa lockdown tidak mungkin dilakukan.
"Tidak ada yang menginginkan lockdown, dan ya, itu tidak untuk diperdebatkan," kata juru bicara Putin, Dmitry Peskov kepada wartawan seperti diberitakan kantor berita AFP, Jumat (2/7/2021).
"Itu tidak dibahas, itulah sebabnya ... kita semua harus divaksinasi sesegera mungkin," imbuhnya.
Saint Petersburg, kota kedua Rusia, pada hari Jumat ini mencatat 101 kematian, hanya sedikit dari rekornya dari awal minggu sebanyak 119 kematian.
Tonton juga Video: Kesibukan Rumah Sakit di Moskow Hadapi Lonjakan Pasien Covid-19
Penyelenggara mengatakan perempat final Euro 2020 Spanyol vs Swiss akan tetap berjalan meskipun tingkat infeksi tinggi, di depan ribuan penonton.
Kremlin telah menetapkan tujuan untuk sepenuhnya menginokulasi 60 persen populasi Rusia pada bulan September mendatang. Namun, pemerintah Rusia mengakui awal pekan ini, bahwa mereka tidak akan dapat memenuhi target itu, meskipun vaksinasi gratis telah tersedia sejak awal Desember.
Rusia, dengan total 136.565 kematian akibat virus tersebut sejauh ini, mencatat angka kematian resmi tertinggi di Eropa. Namun angka kematian sebenarnya diyakini jauh lebih besar.
Di bawah definisi yang lebih luas untuk kematian terkait dengan virus Corona, badan statistik Rosstat pada akhir April lalu mengatakan bahwa Rusia telah mengalami setidaknya 270.000 kematian.