Dua gereja Katolik di Kanada terbakar pada Rabu (30/6) pagi waktu setempat, di tengah meningkatnya seruan untuk permintaan maaf Paus Fransiskus atas pelanggaran satu abad lalu di bekas sekolah-sekolah pribumi yang dikelola gereja Katolik, di mana ratusan kuburan baru-baru ini ditemukan.
Seperti diberitakan kantor berita AFP, Kamis (1/7/2021), kepolisian federal mengatakan kebakaran di gereja Morinville di utara Edmonton, Alberta, dan Gereja St. Kateri Tekakwitha di Sipekne'katik First Nation dekat Halifax di Nova Scotia sedang diselidiki sebagai kemungkinan aksi pembakaran.
"Kami sedang menyelidikinya sebagai hal yang mencurigakan," kata Kopral Sheldon Robb dari Kepolisian Kanada, Royal Canadian Mounted Police (RCMP), kepada AFP tentang kobaran api yang menghanguskan gereja Morinville.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kopral Chris Marshall dari RCMP Nova Scotia mengatakan hal yang sama tentang kebakaran yang merusak parah Gereja St. Kateri Tekakwitha.
Dengan insiden kebakaran terbaru ini, berarti sejauh ini sudah tujuh gereja di Kanada yang hancur atau rusak karena kebakaran yang mencurigakan dalam beberapa hari terakhir. Beberapa gereja lainnya dirusak, termasuk dengan cat merah.
Sejauh ini, tidak ada pernyataan resmi yang mengaitkan langsung kebakaran gereja-gereja tersebut dengan temuan ratusan kuburan anak-anak di bekas sekolah-sekolah pribumi belum lama ini.
Namun, spekulasi itu merebak di tengah kemarahan dan kesedihan yang dipicu oleh temuan kuburan tersebut.
Lihat juga video 'Penembakan di Toronto Kanada, 3 Anak dan Seorang Pria Terluka':
"Kami benar-benar menyadari dampak mendalam dari penemuan kuburan tak bertanda itu terhadap orang-orang pribumi, dan para penyelidik akan mengingatnya," kata Kopral Chris Marshall dari RCMP Nova Scotia.
Gereja-gereja yang rusak itu dibangun seabad yang lalu, bertepatan dengan pembukaan sekolah-sekolah asrama yang didirikan oleh pemerintah dan dijalankan oleh gereja Katolik untuk mengasimilasi masyarakat adat ke dalam arus utama.
Lebih dari 4.000 anak-anak di sekolah tersebut meninggal karena penyakit dan penelantaran di sekolah. Demikian menurut komisi penyelidikan yang menyimpulkan Kanada telah melakukan "genosida budaya."
Perdana Menteri Justin Trudeau pekan lalu meminta maaf atas "kebijakan pemerintah yang berbahaya" dan mendesak agar Paus Fransiskus datang ke Kanada untuk meminta maaf atas pelanggaran di sekolah-sekolah itu. Desakan serupa juga disampaikan para pemimpin adat.