Pertempuran terjadi antara pasukan pemerintah dan pemberontak Houthi atas kota Marib di Yaman. Sumber militer mengatakan sebanyak 47 orang tewas, 16 orang di antaranya adalah pasukan pro-pemerintah.
Dilansir AFP, Minggu (20/6/2021) pemberontak yang didukung Iran berusaha untuk menguasai Marib dan ladang minyak di sekitarnya. Daerah itu merupakan benteng terakhir pemerintah Yaman di utara setelah enam tahun pertempuran yang membawa negara itu ke dalam krisis kemanusiaan.
Upaya diplomatik untuk mengamankan gencatan senjata di Yaman telah meningkat. Hal itu juga sejalan dengan kampanye sengit untuk menguasai Marib, yang telah menewaskan ribuan orang di kedua sisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun belum ada kata sepakat mengenai hal itu. Sebab pertempuran kembali terjadi setelah jeda selama sebulan terakhir.
Sumber dari pemerintah yang diakui secara internasional mengatakan kepada AFP bahwa 16 tentara dari barisan mereka tewas, termasuk enam perwira, pada hari Sabtu. Para pemberontak jarang melaporkan korban mereka.
Houthi "meluncurkan serangan di berbagai front, dalam upaya untuk maju, tetapi mereka sebagian besar dipukul mundur," salah satu pejabat mengatakan kepada AFP.
Sumber tersebut mengatakan bahwa pesawat tempur dari koalisi pimpinan Saudi, yang mendukung pemerintah Yaman, melancarkan serangan udara ke lokasi pemberontak.
Houthi mengatakan di saluran televisi Al Masirah mereka bahwa koalisi juga telah melakukan 17 serangan udara di berbagai bagian provinsi Marib.
Pertempuran baru atas Marib terjadi setelah kegagalan dorongan diplomatik oleh PBB, Amerika Serikat dan negara-negara regional untuk mengamankan gencatan senjata di Yaman.
Utusan PBB untuk Yaman Martin Griffiths pada hari Selasa mengatakan kepada Dewan Keamanan usahanya sendiri selama tiga tahun terakhir untuk mengakhiri perang telah "sia-sia".
"Dengan sangat menyesal saya melaporkan hari ini bahwa para pihak belum mengatasi perbedaan mereka," katanya.
Lihat juga video 'Milisi Houthi Rudal Pom Bensin di Yaman, 17 Orang Tewas':