International Updates

Saudi Bela Pembatasan Toa Masjid, China Bantah Siksa Akademisi Australia

Rita Uli Hutapea - detikNews
Selasa, 01 Jun 2021 18:08 WIB
ilustrasi (Foto: AFP Photo/Joel Saget)
Jakarta -

Keputusan pemerintah Arab Saudi untuk membatasi penggunaan pengeras suara masjid memicu kontroversi. Namun, Menteri Urusan Islam Arab Saudi Abdullatif al-Sheikh membela keputusan tersebut.

Seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (1/6/2021), dikatakannya, perintah membatasi volume pengeras suara masjid dipicu oleh keluhan di kerajaan itu tentang kebisingan yang berlebihan.

Dalam kebijakan utama yang diumumkan pekan lalu di Saudi, Kementerian Urusan Islam mengatakan pengeras suara masjid harus diatur tidak lebih dari sepertiga volume maksimumnya.

Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Selasa (1/6/2021):

- Blogger China Dibui karena Cemarkan Nama Baik Tentara yang Tewas

Otoritas China telah memenjarakan seorang blogger populer karena "mencemarkan nama baik para martir". Hukuman ini dijatuhkan setelah dia mengatakan jumlah korban tewas dalam bentrokan perbatasan China-India tahun lalu lebih tinggi daripada angka resmi 4 korban jiwa.

Qiu Ziming -- dengan lebih dari 2,5 juta pengikut di Weibo yang mirip Twitter -- dijatuhi hukuman delapan bulan penjara. Demikian putusan pengadilan di kota Nanjing, China timur pada Selasa (1/6) seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (1/6/2021).

Dia adalah orang pertama yang dipenjara di bawah ketentuan baru hukum pidana China yang melarang "penghinaan terhadap para martir dan pahlawan".

Setelah berbulan-bulan diam, militer China pada Februari lalu mengatakan empat tentara tewas dalam pertempuran Juni lalu dengan pasukan India di Lembah Galwan yang disengketakan.

- Perang 1 Dekade di Suriah Tewaskan Nyaris Setengah Juta Orang

Perang satu dekade di Suriah dilaporkan telah menewaskan nyaris setengah juta orang. Jumlah tersebut mencakup 100.000 kematian yang baru-baru ini dikonfirmasi.

Seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (1/6/2021), kelompok pemantau perang Suriah, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris, mengatakan konflik telah merenggut 494.438 nyawa sejak meletus pada 2011. Perang di Suriah berawal dari penindasan rezim Suriah terhadap aksi-aksi protes anti-pemerintah.

Menurut penghitungan sebelumnya, yang dikeluarkan oleh Observatorium pada bulan Maret tahun ini, mencapai lebih dari 388.000 orang tewas.

Observatorium sejak itu mengkonfirmasi tambahan 105.015 kematian setelah berbulan-bulan upaya dokumentasi yang didukung oleh jaringan sumbernya di lapangan.

- China Bantah Siksa Akademisi Australia yang Ditahan Atas Tuduhan Spionase

Otoritas China pada Selasa (1/6) membantah klaim seorang akademisi Australia bahwa dia telah disiksa selama ditahan dua tahun atas tuduhan spionase.

Persidangan terhadap Yang Jun, warga Australia kelahiran China dimulai secara tertutup pada pekan lalu, tetapi pengadilan memutuskan untuk menunda vonis dan hukuman.




(ita/ita)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork