Tingginya angka kasus harian virus Corona atau COVID-19 di Malaysia dalam beberapa hari terakhir mendorong pemerintah menetapkan kebijakan lockdown. Setelah beberapa hari kasus mencapai rekor tertinggi, per hari ini angka kasus harian menurun.
Seperti dilansir dari Reuters, Minggu (30/5/2021), Malaysia melaporkan angka penularan harian sebanyak 6.999 kasus pada hari ini, menurun 2.000-an dibanding hari sebelumnya yakni 9.020 kasus. Jumlah ini menambah total kasus COVID-19 Malaysia sebanyak 565,533 kasus.
Penurunan angka kasus harian kali ini menjadi angin segar di tengah penetapan lockdown oleh Perdana Menteri Muhyiddin Yassin. Rencananya Malaysia akan melangsungkan pengetatan selama 2 minggu, terhitung dari 1 Juni mendatang.
"Keberadaan varian (Corona) agresif baru dengan tingkat infeksi yang lebih tinggi dan lebih cepat telah mempengaruhi keputusan ini," kata Muhyiddin dilansir dari AFP.
"Dengan peningkatan kasus harian ... kapasitas di rumah sakit di seluruh negeri untuk merawat pasien Covid-19 menjadi lebih terbatas," terangnya.
Kasus Meningkat Sejak Libur Lebaran
Diakui otoritas Malaysia, peningkatan kasus COVID-19 terjadi usai masa liburan Idul Fitri, Sejak 19 Mei, jumlah kasus harian baru di atas angka 6.000 kasus hingga kini.
Sebelumnya, Sultan Negara Bagian Johor, Sultan Ibrahim Iskandar, juga meminta pemerintah Malaysia mempertimbangkan kebijakan 'full lockdown'.
"Lebih dari 7.400 kasus saja hari ini (per Rabu, 26/5). Ini menakutkan dan kita membutuhkan hampir semua aspek masyarakat untuk tinggal di rumah, untuk memutuskan rantai penularan," kata Sultan Ibrahim melalui rilis pada Rabu (26/5).
Seluruh kegiatan yang memancing penularan COVID-19 akan dihentikan, termasuk di sektor sosial dan ekonomi. Hanya layanan penting dan sektor ekonomi yang terdaftar oleh dewan keamanan nasional yang akan tetap beroperasi.
(izt/knv)