Penceramah Terkenal di Bangladesh Ditangkap Terkait Terorisme

Penceramah Terkenal di Bangladesh Ditangkap Terkait Terorisme

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 26 Mei 2021 16:31 WIB
Ilustrasi Penjara, Sel, Lapas, Jeruji Besi
Ilustrasi (Thinkstock)
Dhaka -

Kepolisian Bangladesh menangkap salah satu penceramah Islam paling terkenal di negara itu terkait terorisme. Penceramah yang aksinya menarik dukungan puluhan ribu orang ini, dijerat dakwaan menghasut militan.

Seperti dilansir AFP, Rabu (26/5/2021), Ami Hamza menjadi tokoh Islam terkemuka terbaru yang ditahan di Bangladesh sejak Maret lalu, saat kunjungan Perdana Menteri (PM) India, Narendra Modi, memicu unjuk rasa berujung kerusuhan yang menewaskan 13 orang.

Dituturkan kepala unit pemberantasan terorisme Kepolisian Dhaka, Mohammad Asaduzzaman, kepada AFP bahwa Hamza ditahan dalam penggerebekan di rumahnya yang ada di kota Kushtia dan kemudian dibawa ke Dhaka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penangkapan dilakukan setelah pengadilan setempat memerintahkan penahanan Hamza selama 10 hari untuk dimintai keterangan.

"Dia adalah seorang tertuduh dalam kasus anti-terorisme," sebut Asaduzzaman.

ADVERTISEMENT

Asaduzzaman mengungkapkan bahwa penyidik menemukan sejumlah video yang menampilkan ceramah-ceramah Hamzah di dalam telepon genggam salah satu tersangka yang ditahan bulan ini, terkait rencana serangan terhadap parlemen Bangladesh.

Hamza yang berusia 30-an tahun, merupakan salah satu generasi baru penceramah Islam yang ceramahnya yang berapi-api seringkali menarik perhatian banyak orang di negara mayoritas Muslim ini. Video-video ceramah Hamzah di situs berbagai video, YouTube, diketahui sudah jutaan kali ditonton.

Tahun 2019, seorang penceramah terkenal lainnya yang bernama Mizanur Rahmani Azhari kabur dari Bangladesh karena takut akan diadili atas ceramahnya.

Diketahui bahwa kunjungan PM Modi ke Bangladesh memicu gelombang baru penangkapan. PM Bangladesh, Sheikh Hasina, dilaporkan malu atas unjuk rasa yang terjadi saat PM Modi berkunjung ke negaranya beberapa waktu lalu.

Para pemimpin Islam negara itu menuduh PM Modi mengupayakan kebijakan anti-Muslim dan puluhan ribu orang pun mengamuk, menyerang kantor polisi serta kantor pemerintahan Bangladesh.

Wakil Kepala Kepolisian Nasional Bangladesh, Haider Ali, menuturkan kepada AFP bahwa sedikitnya 1.230 pengikut kelompok Hefazat-e-Islam telah ditangkap sejak unjuk rasa berdarah pada 26-28 Maret lalu. Puluhan pemimpin Hefazat juga ditahan.

Halaman 2 dari 2
(nvc/idh)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads