Jurnalis AS Ditangkap di Bandara Saat Akan Tinggalkan Myanmar

Jurnalis AS Ditangkap di Bandara Saat Akan Tinggalkan Myanmar

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 25 Mei 2021 13:56 WIB
Ilustrasi penjara
Ilustrasi (dok. Getty Images/iStockphoto/Fahroni)
Naypyitaw -

Seorang jurnalis asal Amerika Serikat (AS) ditahan oleh otoritas Myanmar di Yangon. Penangkapan dilakukan saat sang jurnalis hendak terbang meninggalkan Myanmar pada awal pekan ini.

Seperti dilansir AFP, Selasa (25/5/2021), Danny Frenster yang berkewarganegaraan AS itu, merupakan editor pelaksana media Frontier Myanmar yang berbasis di Myanmar.

Pihak Frontier Myanmar menyatakan Frenster ditangkap di Bandara Internasional Yangon pada Senin (24/5) waktu setempat. Alasan penangkapan itu tidak diketahui secara jelas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami tidak tahu mengapa Danny ditahan dan tidak bisa menghubunginya sejak pagi ini. Kami khawatir akan keadaannya dan menyerukan pembebasannya segera," demikian pernyataan Frontier Myanmar via akun Twitter mereka yang terverifikasi.

"Prioritas kami sekarang adalah memastikan dia aman dan memberikan bantuan apapun yang dibutuhkannya," imbuh pernyataan itu.

ADVERTISEMENT

Myanmar dilanda krisis sejak kudeta militer pada 1 Februari lalu, dengan aksi protes digelar nyaris setiap hari dan gerakan pembangkangan sipil meluas. Lebih dari 800 orang tewas di tangan militer dan polisi Myanmar.

Pers terperangkap dalam krisis dengan junta militer Myanmar berupaya memperketat pengendalian aliran informasi, membatasi akses internet dan mencabut izin lima media lokal.

Tonton juga Video: Ratusan Rumah di 6 Kecamatan Jambi Terendam Banjir

[Gambas:Video 20detik]



Pemimpin redaksi Frontier Myanmar, Thomas Kean, menuturkan kepada AFP bahwa Fenster (37) telah bekerja di media itu selama setahun dan hendak terbang pulang ke AS untuk menemui keluarganya. "Kami mengetahui pukul 10.00 bahwa Danny tidak diizinkan naik pesawat dari bandara Yangon," tuturnya.

Pihak Frontier Myanmar memahami bahwa Fenster dipindahkan ke penjara Insein di Yangon yang terkenal kejam.

Secara terpisah, saudara laki-laki Fenster, Bryan, menuturkan pihak keluarga 'tercengang dan sangat bingung' dengan penahanan itu. "Kami sudah diyakinkan bahwa tidak ada kekhawatiran atas keselamatannya tapi tidak diragukan, kami sangat khawatir," ucapnya.

Menurut laporan kelompok pemantau Reporting ASEAN bahwa setidaknya 34 jurnalis dan fotografer kini berada dalam penahanan di berbagai wilayah Myanmar.

"Dengan penangkapan seorang warga AS dan jurnalis yang dihormati, ini mengisyaratkan new normal," cetus pakar isu Myanmar di Institut Lowy Australia, Herve Lemahieu, kepada AFP.

"Junta berharap ini membuat jera jurnalis lokal. Isyarat bahwa tidak ada satu orang pun di luar jangkauan mereka," imbuhnya.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads