Sebuah postingan media sosial dari Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS) di China menuai protes karena dianggap menyamakan mahasiswa China dengan anjing. Postingan ini diunggah saat layanan pengajuan visa mahasiswa di Kedubes AS kembali dilanjutkan mulai pekan ini.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (6/5/2021), mantan Presiden Donald Trump, yang masa jabatannya diwarnai hubungan tegang dengan China, sejak Januari tahun lalu melarang seluruh warga non-AS yang terbang dari China untuk masuk ke AS setelah pandemi virus Corona (COVID-19) merajalela.
Pada Rabu (5/5) waktu setempat, kantor urusan visa pada Kedubes AS di China via media sosial Weibo menanyakan kepada para mahasiswa apa lagi yang mereka tunggu setelah pemerintahan Presiden Joe Biden mencabut larangan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Musim semi telah tiba dan bunga-bunga bermekaran. Apakah Anda seperti anjing ini yang tidak sabar untuk pergi keluar dan bermain?" demikian bunyi postingan Kedubes AS dalam bahasa Mandarin, yang disertai sebuah video anak anjing bersemangat memanjat pagar pengaman.
Postingan itu memicu reaksi marah dari sejumlah pengguna Weibo yang menanggap pembandingan itu tidak pantas. Postingan Kedubes AS itu telah dihapus.
"Apakah ini humor Amerika? Saya meyakini mereka melakukannya dengan sengaja!" tulis salah satu pengguna Weibo mengomentari postingan itu.
"Anjing dalam budaya Amerika pada dasarnya memiliki makna positif, tapi dalam budaya dan idiom China, kebanyakan negatif," timpal pengguna Weibo lainnya.
Yang lain menyindir bahwa 'tuan' dari mahasiswa-mahasiswa China kini memanggil mereka untuk kembali ke AS.
Global Times -- tabloid berbahasa Inggris yang dikelola People's Daily, corong Partai Komunis China -- juga mengutip komentar netizen yang menyebut postingan Kedubes AS itu merupakan 'rasisme terang-terangan'.
Juru bicara Kedubes AS di Beijing dalam tanggapannya menyampaikan permintaan maaf pada Kamis (6/5) waktu setempat, kepada siapa saja yang merasa tersinggung dengan postingan tersebut.
"Postingan medis sosial yang dipertanyakan dimaksudkan bernada riang dan jenaka. Kami segera menghapusnya ketika kami melihat bahwa itu tidak diterima dalam semangat yang kami maksudkan," ucap juru bicara Kedubes AS yang tidak disebut namanya.
Ini bukan pertama kalinya pernyataan berkaitan dengan hewan memicu reaksi keras di China. Tahun 2019 lalu, seorang ekonom senior dari UBS dinonaktifkan setelah berkomentar soal babi di China yang dianggap sejumlah pihak sebagai penghinaan ras. Dia telah kembali menempati jabatannya usai insiden itu.