Pentagon atau Departemen Pertahanan Amerika Serikat tengah melacak rute yang mungkin dilalui puing roket China yang diperkirakan akan masuk secara tak terkendali ke dalam atmosfer Bumi pada akhir pekan ini. Pentagon menyebut ada risiko roket itu jatuh ke area berpenduduk.
Seperti dilansir AFP, Kamis (6/5/2021), juru bicara Pentagon, John Kirby, menuturkan bahwa Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Lloyd Austin, 'menyadari dan mengetahui komando luar angkasa sedang melacak, sungguh-sungguh melacak puing roket ini'.
China meluncurkan satu dari tiga elemen untuk stasiun luar angkasa terbaru miliknya pada Kamis (29/4) pekan lalu, dengan menggunakan roket Long March 5B buatannya. Puing roket inilah yang tengah dilacak oleh Komando Luar Angkasa AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kirby menyebut bahwa badan roket yang 'nyaris utuh turun ke bawah' dengan proses masuk ke atmosfer Bumi atau re-entry diperkirakan akan terjadi pada Sabtu (8/5) mendatang.
Diketahui bahwa usai memisahkan diri dari modul stasiun luar angkasa, roket China mulai mengorbit Bumi dalam rute tak teratur karena perlahan kehilangan ketinggian. Situasi ini menjadikan upaya memprediksi di mana roket itu akan masuk kembali ke atmosfer atau jatuh ke daratan nyaris tidak mungkin dilakukan.
Roket itu bisa saja berakhir hancur saat masuk ke atmosfer Bumi, dengan hanya puing-puing kecil yang jatuh ke Bumi -- dan bahkan jika roket nyaris utuh maka ada kemungkinan besar akan jatuh ke lautan, mengingat Bumi terdiri atas 70 persen lautan.
Namun dua prediksi itu tidak bisa dipastikan, dan masih ada kemungkinan roket untuk jatuh menghantam area berpenduduk atau jatuh menimpa kapal.
Kirby menuturkan 'terlalu dini' untuk mengetahui apakah tindakan apapun, termasuk menghancurkan puing luar angkasa, bisa dilakukan jika wilayah berpenduduk terancam.
"Kami sedang melacaknya. Kami memantaunya secara saksama semampu kami," tegas Kirby. "Masih terlalu dini saat ini untuk mengetahui ke mana arahnya atau tindakan apa, jika memang ada, yang bisa dilakukan terkait itu," imbuhnya.
Ini bukan pertama kalinya kendaraan luar angkasa China masuk secara tak terkendali ke Bumi. Tahun 2018 lalu, laboratorium luar angkasa Tiangong-1 hancur saat masuk kembali ke atmosfer sekitar dua tahun setelah selesai beroperasi, meskipun China membantah mereka kehilangan kendali.