Protes antikudeta terus menjadi sorotan sejak militer Myanmar mengambilalih pemerintahan. Serangan bom hingga keputusan melakukan pembebasan sekitar 23 ribu narapidana menambah dinamika yang terjadi di negara bekas jajahan Inggris itu.
Berikut update terbaru yang terjadi di Myanmar:
Bom Meledak di Markas Tentara
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti dilansir dari media lokal The Irrawaddy, Minggu (18/4/2021), tiga bom meledak di kantor Departemen Administrasi Umum Yangkin, Yangon, Myanmar pada Sabtu (17/4). Ledakan terjadi dilokasi pasukan keamanan bermarkas sejak Maret lalu.
"Dari tiga yang terluka, satu dalam kondisi kritis," kata sumber kepolisian.
"Bom itu dilempar dari luar. Kami mendengar ledakan yang sangat keras dari ledakan tersebut. Kemudian, ambulans membawa pergi orang-orang yang terluka," kata salah seorang penduduk sekitar.
"Banyak truk militer datang setelah bom meledak. Tidak ada warga sipil yang berani keluar, " lanjutnya.
Belum bisa dipastikan apakah kondisi kantor rusak atau tidak usai serangan bom tersebut.
Ledakan lainnya juga terjadi di dekat gerbang lapangan parade militer yang pernah digunakan untuk Hari Angkatan Bersenjata di Yangon. Ledakan terjadi pukul 16:15 waktu setempat.
Pada Jumat (16/4) malam waktu setempat, serangkaian ledakan juga dilaporkan terjadi di kota Yangon, Mayangone, Kamayut, Sanchaung dan Yakin.
Setelah ledakan, pada Sabtu pagi militer melakukan pencarian di lingkungan pemukiman di kota Sanchaung, Ahlone, Kamayut, dan Mayangone. Pencarian kendaraan juga dilakukan di beberapa bagian Yangon. Bahkan menurut para saksi, sejumlah anak muda dipukuli dan ditangkap.