Pada 6 April lalu, pasukan keamanan Myanmar menyerbu rumah ahli bedah ortopedi Dr Kyaw Min Soe di Mayangone, Yangon. Dokter tersebut pernah terlibat dalam CDM. Menurut saksi mata, tangan sang dokter itu diikat dan sebuah tas berwarna hitam diletakkan di atas kepalanya, lalu dia diseret dari kediamannya oleh sejumlah tentara dan polisi.
Dr Kyaw Min Soe kerap merawat orang-orang yang terluka dalam protes anti-rezim. Diduga ia menjadi sasaran karena hal itu, namun ada juga yang berspekulasi bahwa ia ditangkap karena kedekatannya dengan Dr. Zaw Wai Soe, tokoh CDM yang pernah diangkat sebagai pejabat menteri di tiga kementerian oleh CRPH.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Dr. Maw Maw Oo, kepala Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Yangon, dilaporkan ditangkap pada 12 April. Dokter tersebut juga merawat para pengunjuk rasa yang terluka selama tindakan keras junta terhadap demonstrasi anti-rezim.
Pada Selasa (13/4), rezim militer mengancam akan mencabut izin sejumlah klinik dan rumah sakit swasta, di mana dokter yang bekerja di sana masuk dalam daftar penangkapan. Selain itu, pemilik klinik dan rumah sakit swasta juga akan dituntut.
Militer juga memperingatkan akan menahan para tenaga medis pemerintah lainnya jika memberikan perawatan di klinik dan rumah sakit swasta.
Menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), hingga Selasa (13/4), lebih dari 3.000 orang termasuk para pemimpin terpilih, komisioner pemilu, pengunjuk rasa anti-rezim, guru, dokter, jurnalis, penulis, seniman, dan warga sipil telah ditangkap sejak kudeta.
Selain itu, lebih dari 710 warga sipil termasuk pengunjuk rasa anti-rezim, pengamat dan penduduk lokal telah terbunuh oleh pasukan junta selama tindakan kekerasan, termasuk penggerebekan, penangkapan dan penembakan.
(izt/nvc)