Semakin banyak umat Hindu di India yang memenuhi tepi Sungai Gangga sejak festival keagamaan Kumbh Mela digelar mulai Senin (12/4) waktu setempat. Ratusan ribu orang berdesak-desakan dan mengabaikan aturan social distancing di tengah lonjakan tajam kasus virus corona (COVID-19).
Seperti dilansir The Associated Press, Selasa (13/4/2021), festival Kumbh Mela, atau festival kendi, adalah salah satu ritual paling suci dalam agama Hindu. Umat Hindu berkumpul di kota utara Haridwar dan mandi di air Sungai Gangga, yang diyakini akan membebaskan mereka dari dosa-dosa.
Kumbh Mela, yang berlangsung hingga April mendatang, digelar saat terjadi lonjakan tinggi kasus Corona di India, dengan seminggu terakhir rata-rata mencapai lebih dari 130.000 kasus baru per hari. Banyak rumah sakit di negara ini mulai kewalahan dengan pasien COVID-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui bahwa Perdana Menteri (PM) Narendra Modi dan Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa, mengizinkan festival ini digelar karena tidak mau membuat marah umat Hindu, yang merupakan pendukung terbesar partai tersebut.
Per hari Senin (12/4) waktu setempat, India menggeser posisi Brasil menjadi negara terparah kedua di dunia terkait kasus infeksi COVID-19.
Di tengah kekhawatiran festival Kumbh Mela bisa berubah menjadi acara superspreader Corona, Kepala Menteri Negara Bagian Uttarakhand, Tirath Singh Rawat, pekan lalu mengatakan "iman kepada Tuhan akan mengatasi ketakutan akan virus."
Pakar kesehatan setempat telah mengimbau agar festival itu dibatalkan, tetapi pemerintah tetap melanjutkan dengan mengatakan aturan keselamatan akan dipatuhi. Ada kekhawatiran bahwa orang-orang dapat terinfeksi dan kemudian membawa virus itu kembali ke kota dan desa mereka usai festival berakhir.
Otoritas wilayah Haridwar mengatakan durasi festival telah dipersingkat dari tahun-tahun sebelumnya, tetapi sangat sulit untuk menerapkan langkah-langkah social distancing. Disebutkan juga bahwa tes COVID-19 dilakukan bagi mereka yang memasuki area tersebut.
"Kami terus mengimbau orang-orang untuk mengikuti protokol kesehatan COVID-19. Tapi karena kerumunan yang besar, hal itu praktis tidak memungkinkan," kata perwira polisi senior setempat, Sanjay Gunjyal.
Tonton Video: Lonjakan Kasus COVID-19, India Lakukan Vaksinasi di Desa Terpencil
Para pengkritik membandingkan respons pemerintah India pada festival Kumbh Mela dengan respons terkait pertemuan tiga hari Kelompok Jamaah Tabligh di New Delhi tahun lalu. Saat itu, umat Islam India menghadapi Islamofobia usai pertemuan itu dituduh meningkatkan kasus infeksi COVID-19.
Beberapa pemimpin dari partai Modi dan saluran TV India, yang telah lama mendukung kebijakan pemerintah Hindu-nasionalis, mencap Muslim sebagai "jihadis" dan "superspreader" pada Maret 2020, ketika rata-rata kasus virus corona di negara itu tidak mencapai 200 per hari selama sepekan. Hal itu memicu gelombang kekerasan, boikot bisnis, dan ujaran kebencian terhadap umat Muslim.
Dengan rekor kasus harian tertinggi dilaporkan pada Senin (12/4) waktu setempat, India sejauh ini mencatat total 13,53 juta kasus Corona, dengan 170 ribu kematian.
Total kasus itu membawa India menempati peringkat kedua sebagai negara dengan total kasus Corona terbanyak setelah AS dengan 31,2 juta kasus.