AS Bersiap Pangkas Sanksi Iran terkait JCPOA 2015, Israel Khawatir

AS Bersiap Pangkas Sanksi Iran terkait JCPOA 2015, Israel Khawatir

Novi Christiastuti - detikNews
Sabtu, 10 Apr 2021 15:32 WIB
Antara Trump dan Iran: Jalan Panjang Menuju Damai Antara UAE dan Israel
Ilustrasi (dok. DW News)
Tel Aviv -

Israel mengkhawatirkan langkah Amerika Serikat (AS) yang mengumumkan tengah bersiap mencabut sejumlah sanksi Iran terkait kepatuhan dalam kesepakatan nuklir Iran atau yang disebut JCPOA 2015. Israel menilai pengurangan tekanan pada Iran tidak akan melunakkan negara tersebut.

Seperti dilansir media Israel, The Jerusalem Post, Sabtu (10/4/2021), JCPOA 2015 yang merupakan kependekan dari Rencana Aksi Komprehensif Gabungan adalah kesepakatan nuklir antara Iran dan negara-negara kekuatan dunia yang disepakati tahun 2015, yang membatasi program nuklir Iran.

Pekan ini, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price, mengungkapkan bahwa AS 'siap untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk kembali mematuhinya (JCPOA 2015), termasuk dengan mencabut sanksi-sanksi yang tidak sesuai dengan JCPOA'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

AS meninggalkan kesepakatan nuklir itu tahun 2018 lalu dan memberlakukan sanksi-sanksi baru dalam kebijakan 'tekanan maksimum' untuk Iran. Namun di bawah Presiden Joe Biden, AS berupaya kembali pada kesepakatan nuklir itu.

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, menyatakan bahwa AS berupaya membuat kesepakatan nuklir itu 'lebih lama dan lebih kuat'.

ADVERTISEMENT

Pernyataan terbaru AS soal kesediaan mencabut sanksi Iran itu disampaikan saat kedua negara terlibat dalam perundingan tidak langsung di Wina, Austria, membahas JCPOA. Iran sebelumnya menegaskan tidak akan mengurangi pengayaan uraniumnya atau meninggalkan pengembangan logam uranium -- keduanya melanggar JCPOA -- sampai AS mencabut semua sanksi yang diberlakukan sejak tahun 2018.

Negara-negara Eropa, seperti Inggris, Jerman dan Prancis, yang terlibat dalam JCPOA sebelumnya menyebut pengayaan uranium sebesar 20 persen dan pengembangan logam uranium tidak memiliki jaminan penggunaan sipil yang kredibel.

Dalam tanggapannya, seorang pejabat senior Israel menyampaikan kekhawatiran soal situasi tersebut.

"Salah satu masalah kami dengan posisi Amerika ... adalah jika Anda bertanya kepada orang-orang di kawasan ini, Iran telah memoderasi posisi mereka hanya ketika ada tekanan yang gigih dan kuat terhadap mereka," sebut pejabat yang enggan disebut namanya ini.

"Mengurangi pengaruh yang Anda miliki...bukanlah cara untuk membuat Iran memoderasi posisi mereka," imbuhnya.

Pejabat Israel ini berpendapat bahwa Iran tidak akan mau memperkuat JCPOA 2015 jika tekanan pada mereka sudah dikurangi.

"Iran tidak mau itu, karena kesepakatan sekarang sangat bagus untuk mereka. Jika Anda mengurangi tekanan untuk kembali ke kesepakatan lama, Anda tidak akan mendapatkan kesepakatan baru (yang lebih lama dan lebih kuat). Mengapa mereka sepakat dengan sesuatu yang akan secara serius mencegah mereka mendapatkan senjata nuklir dalam situasi itu?" cetusnya.

Halaman 2 dari 2
(nvc/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads