Divaksin Corona Sebelum Gilirannya, Wali Kota Jerman Dinonaktifkan

Divaksin Corona Sebelum Gilirannya, Wali Kota Jerman Dinonaktifkan

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 08 Apr 2021 18:55 WIB
The doctor prepares the syringe with the cure for vaccination.
Ilustrasi (dok. iStock)
Berlin -

Seorang Wali Kota di wilayah Jerman dinonaktifkan dari jabatannya setelah ketahuan menerima vaksin virus Corona (COVID-19) lebih awal dari gilirannya. Sang Wali Kota diketahui menerima suntikan vaksin Corona pada Januari lalu, meskipun dia tidak masuk dalam kelompok prioritas.

Seperti dilansir AFP, Kamis (8/4/2021), Bernd Wiegand yang merupakan Wali Kota Halle dinonaktifkan dari jabatannya oleh Dewan Kota setempat dalam voting pada Rabu (7/4) waktu setempat. Mayoritas dari 34 anggota Dewan Kota Halle sepakat menonaktifkan Wiegand untuk sementara.

Wiegand yang berusia 64 tahun ini sebelumnya mengakui dirinya menerima suntikan vaksin Corona pada Januari, saat vaksin masih hanya tersedia untuk orang-orang yang berusia lebih tua darinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa pegawai pemerintah kota dan sejumlah anggota Dewan Kota juga dilaporkan menerima suntikan vaksin Corona sebelum giliran mereka tiba.

Dalam pernyataan yang dirilis Maret lalu, Wiegand menyangkal dirinya bertindak secara ilegal atau tidak bermoral. Dia mengakui ditawari vaksin lebih awal untuk menghindari sisa dosis vaksin terbuang sia-sia.

ADVERTISEMENT

"Sangat mudah untuk mengkritik keputusan saya jika melihat ke belakang... tapi itu tidak melanggar hukum dengan cara apapun," ucapnya saat itu, sembari menyatakan bahwa skandal dimunculkan untuk mencopot dirinya yang seorang non-partisan.

Namun seiring berjalannya waktu, keterangan dan penjelasan Wiegand berubah-ubah. Pada satu waktu, dia mengklaim secara acak dipilih untuk menerima sisa dosis vaksin Corona.

Kini, Wiegand harus menunggu hasil prosedur disiplin dan penyelidikan oleh jaksa setempat, meskipun dia belum mengajukan banding ke pengadilan administratif atas putusan Dewan Kota menonaktifkan dirinya.

Setelah menggerebek kantor Wiegand pada Februari lalu, jaksa menyatakan dia diduga 'menyalahgunakan beberapa dosis vaksin yang tersedia di kota itu sejak Desember 2020'. Namun jaksa juga menekankan asas praduga tak bersalah dalam kasus ini.

Diketahui bahwa program vaksinasi Corona di Jerman berjalan lebih lambat dari yang diharapkan, terutama di tengah adanya gangguan pasokan vaksin di kawasan Uni Eropa. Saat ini, tercatat sekitar 13 persen populasi Jerman telah menerima setidaknya satu dosis vaksin Corona.

Wiegand juga bukan satu-satunya politikus Jerman yang terjerat skandal terkait pandemi Corona. Sejumlah anggota parlemen Jerman dari aliansi konservatif CDU (Serikat Demokratik Kristen Jerman) dan CSU (Serikat Sosial Kristen Bavaria) yang mendukung Kanselir Angela Merkel terpaksa mengundurkan diri dalam beberapa pekan terakhir, terkait tuduhan korupsi dalam pengadaan masker.

Halaman 2 dari 2
(nvc/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads