Ibunda dari seorang wanita El Salvador yang tewas usai punggungnya ditindih lutut polisi wanita (polwan) Meksiko, meminta bantuan dari Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden. Sang ibunda meminta Biden memberikan perlindungan untuk dua anak perempuan korban dengan mengizinkan mereka tinggal di AS.
Seperti dilansir AFP, Kamis (1/4/2021), Rosibel Arriaza yang merupakan ibunda dari Victoria Salazar, yang tewas di tangan polisi Meksiko beberapa waktu lalu, menuturkan kepada AFP bahwa dirinya bersiap meninggalkan El Salvador menuju Meksiko untuk mengambil jenazah putrinya.
Arriaza juga mengharapkan untuk bertemu kedua cucu perempuannya yang kini berusia 15 tahun dan 16 tahun. Salah satu cucunya dilaporkan sempat hilang sebelum keberadaannya ditemukan. Menurut keluarganya, Salazar yang berusia 36 tahun ini sudah lima tahun tinggal di Meksiko bersama putri-putrinya, dan bekerja di sebuah hotel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun di sisi lain, Arriaza mengaku khawatir dengan masa depan cucu-cucunya.
"Saya takut sesuatu akan terjadi pada gadis-gadis saya di Meksiko dan saya juga tidak ingin membawa mereka ke El Salvador. Saya ingin meminta Presiden Biden untuk membantu saya ... dan memberikan perlindungan bagi cucu-cucu saya di Amerika Serikat," ucap Arriaza kepada AFP via telepon.
Menurut Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador, Salazar 'dilumpuhkan oleh empat individu' pada Sabtu (27/3) lalu di resor pantai Karibia di Tulum. "Dia diperlakukan secara brutal dan dibunuh. Itu membuat kita sedih, sakit dan malu," ucap Lopez Obrador pada Senin (29/3) waktu setempat.
"Semua yang bertanggung jawab akan dihukum. Mereka sudah dalam proses penuntutan dan tidak akan ada impunitas," tegasnya.
Lihat juga video 'Massa Marah Memprotes Tindak Kekerasan Polisi Meksiko':
Jaksa negara bagian Quintana Roo, Oscar Montes de Oca, menyebut Salazar terlibat pertengkaran dengan manajer sebuah toko kelontong, yang kemudian menelepon polisi. Montes de Oca menyatakan polisi menggunakan 'kekuatan yang tidak proporsional' terhadap Salazar, yang memicu patah tulang belakang yang fatal.
Ibunda Salazar menyamakan insiden kematian putrinya dengan kematian pria kulit hitam di AS, George Floyd, yang lehernya ditindih lutut polisi setempat.
Ditambahkan Montes de Oca bahwa empat polisi yang terlibat kematian Salazar telah ditahan dan akan diadili atas dakwaan pembunuhan, yang memiliki ancaman hukuman maksimum 50 tahun penjara.
Sementara itu, Presiden El Salvador, Nayib Bukele, menyerukan pihak-pihak yang bertanggung jawab untuk diadili secara hukum. Bukele juga menawarkan bantuan kepada Ariazza terkait perjalanannya ke Meksiko dan untuk akomodasinya selama berada di sana.
Pada Rabu (31/3) waktu setempat, Bukele mengungkapkan bahwa polisi Meksiko menangkap kekasih Salazar, seorang warga Meksiko, yang dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap putri sulung Salazar. Disebutkan juga bahwa Salazar telah melaporkan kekasihnya dan membawa putrinya ke fasilitas perawatan.
Departemen Kehakiman AS dalam tanggapannya atas kasus ini, berusaha menyoroti tindak penganiayaan yang dilakukan anggota pasukan keamanan Meksiko, termasuk pembunuhan, penyiksaan, dan kekerasan terhadap wartawan dan aktivis HAM, serta adanya impunitas dalam kasus kekerasan pada perempuan.