Otoritas Meksiko tengah menyelidiki kematian seorang wanita asal El Salvador di tangan kepolisian setempat. Video yang beredar menunjukkan wanita itu diborgol tangannya dan ditindih punggungnya oleh seorang polisi wanita (polwan) usai ditangkap.
Seperti dilansir Reuters, Senin (29/3/2021), kantor Jaksa Agung wilayah Quintana Roo tengah menyelidiki kematian wanita ini sebagai tindak pembunuhan. Kantor jaksa menuturkan bahwa polisi 'mungkin' terlibat dalam kematian wanita tersebut, yang disebut telah mencoreng 'institusi dan masyarakat'.
Media lokal mengidentifikasi wanita El Salvador itu sebagai Victoria Salazar Arriaza (36). Wanita itu dilaporkan meninggal di resort pantai Tulum pada Sabtu (27/3) waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebuah video yang dirilis media lokal Noticaribe menunjukkan wanita itu menggeliat dan menangis saat dia terbaring dalam posisi telungkup di jalanan, dengan seorang polwan menempatkan lututnya di punggung wanita itu. Beberapa polisi pria tampak berdiri di sekeliling wanita itu.
Video yang keasliannya belum bisa diverifikasi oleh Reuters itu, kemudian menunjukkan wanita tersebut dalam keadaan diborgol tergeletak di jalanan. Polisi selanjutnya terlihat memindahkan tubuh wanita itu yang tampak lemas dan tidak memakai sepatu, ke bagian belakang truk polisi.
Menteri Luar Negeri El Salvador, Alexandra Hill, menyatakan via Twitter bahwa pemerintah El Salvador berkomunikasi dengan otoritas Meksiko untuk membahas kematian wanita itu.
Dalam pernyataan terpisah, Rene Olivares Arriaza yang merupakan saudara tiri Salazar menuturkan via telepon dari El Salvador bahwa pihak keluarga telah diberitahu soal kematian Salazar melalui seorang kenalannya.
Olivares menuturkan pihak keluarga merasa sangat kehilangan namun juga merasa 'tidak berdaya' saat menonton video momen penangkapan Salazar. Olivares mendorong otoritas Meksiko untuk membawa pihak yang bertanggung jawab ke pengadilan.
Salazar yang sudah tinggal di Meksiko selama tiga tahun, meninggalkan dua anak remaja.
Juru bicara kantor jaksa Meksiko menyatakan belum diketahui secara jelas alasan penahanan wanita El Salvador tersebut. Penyebab kematiannya juga masih dalam penyelidikan. Sejauh ini, menurut kantor jaksa setempat, tiga polisi pria dan satu polwan telah diinterogasi terkait kasus ini.
Wakil Menteri Dalam Negeri Meksiko yang bertanggung jawab atas hak asasi manusia (HAM), Alejandro Encinas, menyebut insiden itu sebagai tindak 'penganiayaan oleh polisi'.
Insiden ini mirip dengan kasus George Floyd di Amerika Serikat (AS), yang kematiannya memicu unjuk rasa antirasisme besar-besaran. Floyd yang seorang pria Afrika-Amerika ini tewas pada Mei lalu setelah seorang polisi menindihkan lutut ke lehernya.