Tindakan pemimpin junta militer Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing, yang menggelar pesta dinner atau makan malam mewah pada Sabtu (27/3) waktu setempat memicu ironi dari berbagai pihak. Hal itu muncul lantaran di hari yang sama, pasukan keamanan Myanmar menewaskan 114 orang di berbagai wilayah dalam kekerasan terhadap warga sipil dan juga demonstran antikudeta.
Seperti dilansir CNN, Senin (29/3/2021), melalui sejumlah foto yang diunggah ke media sosial, Min Aung Hlaing tampak berpakaian rapi dengan jas warna putih yang dihiasi pangkat dan lencana, lengkap dengan dasi kupu-kupu, sedang berjalan di atas karpet merah.
Wajahnya tampak berseri-seri dan penuh senyum saat menyapa para tamu yang hadir dan duduk untuk makan malam bersama dalam rangka memperingati Hari Angkatan Bersenjata Myanmar yang jatuh pada 27 Maret lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hari Angkatan Bersenjata yang merupakan hari libur dan diperingati setiap tahun, menandai dimulainya perlawanan militer terhadap pendudukan Jepang dalam Perang Dunia II. Junta militer Myanmar menggelar parade militer untuk memamerkan kekuatan mereka pada Sabtu (27/3) waktu setempat.
Hari Sabtu (27/3) waktu setempat juga merupakan hari bulan purnama Tabaung, yang menandai akhirnya kalender lunar Myanmar dan momen penting dalam ajaran Buddha yang seharusnya dirayakan dengan festival dan kunjungan ke pagoda.
Di tengah perayaan itu, tentara dan polisi Myanmar malah melakukan penindakan sarat kekerasan saat demonstran kembali menggelar aksi protes sepanjang Sabtu (27/3) waktu setempat.
Acara makan malam mewah yang digelar Min Aung Hlaing pada hari yang sama saat lebih dari 100 orang tewas ditembak pasukan keamanan Myanmar telah menuai kemarahan publik via media sosial.
Salah satunya dari aktivis Myanmar yang bernama Maung Zarni, seperti dilansir BBC, yang menyebut junta militer Myanmar sebagai 'teroris Naypyitaw' dalam salah satu cuitan via Twitter.