6 Fakta Gempa M 7,2 Picu Tsunami di Jepang

Round-Up

6 Fakta Gempa M 7,2 Picu Tsunami di Jepang

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 20 Mar 2021 21:39 WIB
Gempa bumi berkekuatan M 7,2 menghantam wilayah lepas pantai timur laut Jepang. Pantauan kamera CCTV, warga tetap tenang meski sedang diguncang gempa.
Detik-detik gempa terjadi di Jepang (Foto: Screenshoot AFP)
Jakarta -

Gempa bumi dengan Magnitudo (M) 7,2 mengguncang wilayah lepas pantai timur laut Jepang. Badan meteorologi Jepang, Japan's Meteorological Agency (JMA) menyusul mengeluarkan peringatan tsunami.

Gempa bumi tersebut terjadi pada Sabtu (20/3) pukul 18:09 di perairan Pasifik di wilayah Miyagi, dengan kedalaman 60 kilometer (37 mil). Berikut data yang dihimpun detikcom, Sabtu (20/3/2021), terkait gempa yang memicu terjadinya tsunami di Jepang;

1. Peringatan Tsunami

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Badan meteorologi Jepang, Japan's Meteorological Agency (JMA) pun mengeluarkan peringatan tsunami. Demikian disampaikan JMA seperti dilansir kantor berita AFP. JMA mengeluarkan peringatan untuk gelombang tsunami sekitar satu meter.

Penyiar publik Jepang NHK, seperti dikutip Reuters, juga memperingatkan penduduk bahwa tsunami setinggi satu meter diperkirakan terjadi di Prefektur Miyagi. Saat peringatan dikeluarkan, belum ada laporan kerusakan dari Miyagi akibat gempa ini.

ADVERTISEMENT

2. Tsunami hingga Setinggi 1 Meter

Gelombang tsunami setinggi hingga 1 meter menghantam sebagian pantai Jepang hari ini. Tsunami terjadi setelah gempa bumi dengan Magnitudo (M) 7,2 mengguncang di dekat Prefektur Miyagi, yang pernah luluh lantak akibat gempa dan tsunami dahsyat tahun 2011.

Gelombang tsunami pertama hingga satu meter menghantam daratan tak lama setelah gempa bumi, demikian saluran televisi lokal NHK melaporkan seperti dilansir DW. Konsulat Amerika Serikat di Sapporo mengeluarkan seruan kepada orang-orang di daerah itu untuk "mencari tempat yang lebih tinggi."

3. Warga Lari ke Tempat Tinggi

Beberapa warga masyarakat pesisir mengatakan mereka telah melarikan diri ke tempat yang lebih tinggi setelah peringatan tsunami dikeluarkan pada Sabtu malam. "Saya teringat hari itu 10 tahun lalu," kata seorang pria di kota Ishinomaki kepada media nasional NHK saat dia melarikan diri ke sebuah taman di atas bukit.

"Karena pengalaman kami hari itu, saya bergerak cepat. Jantung saya berdebar kencang," katanya menyinggung tentang bencana gempa bumi berkekuatan 9,0 pada 11 Maret 2011 lalu, yang memicu tsunami dahsyat.

Seorang pejabat kantor manajemen bencana Prefektur Miyagi, Takashi Yokota, mengatakan, sejauh ini belum ada laporan kerusakan ataupun korban.

"Kami belum menerima laporan langsung tentang kerusakan atau cedera setelah gempa bumi dan peringatan tsunami. Tapi kami masih mengumpulkan informasi," katanya kepada AFP.

4. Listrik di Prefektur Miyagi Sempat Padam

Seorang warga mengatakan ke media nasional NHK guncangan gempa sangat parah. Guncangan gempa juga membuat botol-botol kaca pecah.

"Guncangannya sangat parah dan lama dari sisi ke sisi. Bahkan lebih lama dari gempa bulan lalu, tapi setidaknya bangunan di sini baik-baik saja," kata Shizue Onodera, kepada NHK dari toko tempat dia bekerja di kota Ishinomaki.

"Banyak botol pecah di lantai," katanya seperti dilansir Channel News Asia.

Onodera mengatakan listrik di wilayah itu sempat terputus, tapi kemudian menyala lagi. Perusahaan listrik Tohoku Electric Power menyatakan, sebagian prefektur timur laut Jepang, Miyagi, dilanda pemadaman listrik setelah gempa bumi.

5. WNI di Jepang Diminta Tenang

Dubes RI untuk Jepang, Heri Akhmadi mengimbau agar warga negara Indonesia (WNI) yang berada di sekitar Jepang tetap tenang tapi waspada. Heri menjelaskan KBRI Tokyo melakukan pemantauan kondisi WNI di Prefektur Miyagi dan beberapa wilayah yang juga merasakan gempa

"Kepada WNI yang berada dalam kondisi darurat agar melapor ke hotline KBRI Tokyo. Tetap tenang dan ikuti petunjuk dari pemerintah daerah setempat," ujar Heri dalam keterangan resminya yang diterima, Sabtu (20/3).

Heri menjelaskan jumlah total WNI yang bermukim di Prefektur Miyagi ada 984 orang. Dia juga meminta para WNI di Jepang saling memberikan informasi apabila ada WNI yang menjadi korban gempa dan tsunami Jepang. WNI dapat menghubungi KBRI ke hotline darurat perlindungan WNI KBRI Tokyo: +81-80-3506-8612 dan +81-80-4940-7419.

6. Peringatan Tsunami Dicabut

Badan meteorologi Jepang (JMA) mencabut peringatan tsunami, sekitar satu jam setelah gempa bumi dengan Magnitudo (M) 7,2 melanda wilayah pantai timur laut Jepang. Gempa ini tidak menyebabkan kerusakan atau cedera langsung.

JMA menyatakan, gempa tersebut terjadi pada pukul 18:09 di perairan Pasifik di wilayah Miyagi dengan kedalaman 60 kilometer (37 mil). JMA pun mengeluarkan peringatan untuk gelombang tsunami sekitar satu meter.

Ribuan rumah tangga menerima peringatan evakuasi atas peringatan tsunami, yang dicabut sekitar pukul 19:30 waktu setempat. Pencabutan peringatan tsunami mendorong pemerintah kota untuk menghentikan langkah-langkah evakuasi.

Utilitas lokal dan otoritas nuklir negara mengatakan pembangkit listrik tenaga nuklir di kawasan itu tidak menunjukkan kelainan apa pun setelah gempa. Sementara itu, perusahaan kereta api lokal menangguhkan layanan, termasuk kereta peluru Shinkansen berkecepatan tinggi.

Halaman 2 dari 2
(zap/man)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads