2 Anak Jenderal Militer Myanmar Disanksi AS, Suu Kyi Dituduh Terima Suap

International Updates

2 Anak Jenderal Militer Myanmar Disanksi AS, Suu Kyi Dituduh Terima Suap

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 11 Mar 2021 19:06 WIB
Kudeta militer di Myanmar: Siapa Min Aung Hlain, jenderal yang kini mengambil alih kekuasaan?
Min Aung Hlaing (dok. BBC World)
Jakarta -

Dua anak Jenderal Min Aung Hlaing yang memimpin junta militer Myanmar dijatuhi sanksi oleh Amerika Serikat (AS) terkait kudeta. Pemimpin de-facto Myanmar, Aung San Suu Kyi, dituduh menerima suap sebesar US$ 600 ribu (Rp 8,5 miliar) oleh pemerintah junta militer.

Kedua anak pemimpin junta militer Myanmar disebut mengelola bisnis yang secara langsung diuntungkan dari 'posisi dan pengaruh buruk ayah mereka'. Dampak sanksi AS, setiap aset yang dimiliki kedua anak Min Aung Hlaing di AS akan dibekukan.

Sementara itu, pemerintah junta militer Myanmar menuduh Suu Kyi telah menerima pembayaran ilegal sebesar US$ 600 ribu serta menerima emas seberat lebih dari 11 kilogram saat masih menjabat. Junta militer menyebut informasi itu terverifikasi dan banyak orang telah dimintai keterangan terkait hal tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom hari ini, Kamis (11/3/2021):

- 2 Anak Pemimpin Junta Militer Myanmar Ikut Dijatuhi Sanksi AS

ADVERTISEMENT

Otoritas Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi terhadap dua anak pemimpin junta militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing. Sanksi dijatuhkan terkait kudeta militer dan tindak kekerasan terhadap demonstran antikudeta di Myanmar.

"Departemen Keuangan mengambil tindakan ini merespons kudeta militer Burma (nama lain Myanmar-red) terhadap pemerintah sipil Burma yang terpilih secara demokratis dan terhadap pembunuhan brutal para pengunjuk rasa damai," demikian pernyataan Departemen Keuangan AS, seperti dilansir AFP, Kamis (11/3/2021).

Dua anak Min Aung Hlaing, yang diidentifikasi sebagai Aung Pyae Sone dan Khin Thiri Thet Mon, yang sudah dewasa diketahui mengelola berbagai bisnis. Departemen Keuangan AS menyebut bisnis kedua anak Min Aung Hlaing itu secara langsung diuntungkan dari 'posisi dan pengaruh buruk ayah mereka'.

- Dewan Keamanan PBB Kompak Kecam Kekerasan Militer Myanmar ke Demonstran

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK PBB) secara bulat menyetujui pernyataan bersama yang isinya mengecam tindak kekerasan yang digunakan militer Myanmar terhadap demonstran antikudeta yang beraksi secara damai. DK PBB juga menyerukan agar kudeta militer Myanmar dicabut.

Seperti dilansir AFP dan Associated Press, Kamis (11/3/2021), kesepakatan secara bulat ini menandai kedua kalinya dalam sebulan, DK PBB yang beranggotakan 15 negara, termasuk China -- sekutu Myanmar, menunjukkan sikap bersatu yang langka terkait isu Myanmar.

"Mengecam keras penggunaan kekerasan terhadap pengunjuk rasa damai, termasuk terhadap wanita, kaum muda dan anak-anak," demikian bunyi penggalan pernyataan DK PBB yang mengkritik militer Myanmar itu.

Simak video 'Junta Militer Myanmar Tuduh Aung San Suu Kyi Terima Suap Rp 8,5 M':

[Gambas:Video 20detik]



- Cetak Rekor Lagi, Brasil Catat 2 Ribu Lebih Kematian Corona Sehari

Otoritas Brasil melaporkan lebih dari 2 ribu kematian akibat virus Corona (COVID-19) dalam 24 jam terakhir. Angka ini mencetak rekor tertinggi untuk tambahan kematian dalam sehari di Brasil.

Seperti dilansir AFP, Kamis (11/3/2021), Brasil yang berpenduduk 212 juta jiwa ini menempati peringkat dua dunia sebagai negara dengan total kematian akibat Corona terbanyak setelah Amerika Serikat (AS). Total kematian Corona di Brasil sejauh ini mencapai sedikitnya 270.656 orang.

Kementerian Kesehatan Brasil mengumumkan 2.286 tambahan kematian dalam 24 jam terakhir. Ini menjadi momen pertama bagi Brasil untuk mencatatkan lebih dari 2.000 kematian akibat Corona dalam sehari.

- Jepang Heningkan Cipta Nasional Peringati 10 Tahun Tsunami Mematikan

Seluruh warga Jepang mengheningkan cipta untuk memperingati 10 tahun bencana alam terburuk dalam sejarah negara tersebut. Gempa bumi kuat, tsunami mematikan dan bencana nuklir yang melanda Jepang satu dekade lalu membuat trauma satu bangsa.

Seperti dilansir AFP, Kamis (11/3/2021), momen mengheningkan cipta selama 1 menit digelar di seluruh wilayah Jepang pada Kamis (11/3) siang, sekitar pukul 14.26 waktu setempat. Waktu tersebut menandai momen saat gempa berkekuatan Magnitudo 9 mengguncang pantai timur laut Jepang pada 11 Maret 2011 lalu.

Sedikitnya 18.500 orang meninggal atau hilang dalam bencana itu, dengan sebagian besar diterjang tsunami yang dipicu oleh gempa yang tercatat sebagai salah satu yang terkuat yang pernah terjadi.

Bencana nuklir yang melanda pembangkit nuklir Fukushima Daiichi akibat gempa dan tsunami itu membuat area sekitarnya diselimuti radiasi, yang menyebabkan beberapa kota tidak bisa dihuni selama bertahun-tahun dan puluhan ribu penduduk tergusur.

- Junta Militer Myanmar Tuduh Aung San Suu Kyi Terima Suap Rp 8,5 M

Pemerintah junta militer Myanmar menuduh pemimpin de-facto Aung San Suu Kyi yang dilengserkan dalam kudeta, telah menerima suap saat masih menjabat. Tuduhan ini menjadi yang terbaru dari rentetan tuduhan yang sebelumnya dijeratkan otoritas Myanmar terhadap Suu Kyi yang kini ditahan.

Seperti dilansir Reuters dan AFP, Kamis (11/3/2021), tuduhan menerima suap itu disampaikan oleh juru bicara pemerintah junta militer Myanmar, Brigadir Jenderal Zaw Min Tun, dalam konferensi pers terbaru di Naypyitaw pada Kamis (11/3) waktu setempat.

Disebutkan Zaw Min Tun bahwa Suu Kyi telah menerima pembayaran ilegal sebesar US$ 600 ribu (Rp 8,5 miliar) serta menerima emas seberat lebih dari 11 kilogram saat masih menjabat. Diketahui bahwa Suu Kyi yang merupakan pemimpin de-facto Myanmar menjabat sebagai State Counsellor -- setara Perdana Menteri.

Halaman 2 dari 2
(nvc/nvc)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads