Warga setempat ini mengaku dirinya mendengar ada puluhan orang yang ditangkap. Menjelang fajar, atau pada Selasa (9/3) pagi, pasukan keamanan mulai mundur dan membiarkan beberapa demonstran kabur dari area tersebut.
San Chaung yang ramai dengan kafe, bar dan restorannya, telah berubah sejak unjuk rasa meluas, dengan barikade darurat dari bambu, karung pasir, tumpukan mejar dan kawat berduri dipasang para demonstran dalam upaya memperlambat gerak pasukan keamanan Myanmar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penggeledahan pada Senin (8/3) malam di San Chaung terjadi setelah tiga demonstran ditembak mati dalam unjuk rasa pada hari yang sama. Banyak pertokoan, pabrik dan bank yang tutup sebagai bagian dari aksi protes melawan kudeta.
Sejak kudeta dilancarkan pada awal Februari lalu, menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), lebih dari 60 orang tewas di tangan pasukan keamanan Myanmar dalam berbagai unjuk rasa. Militer Myanmar menolak bertanggung jawab atas hilangnya nyawa dalam unjuk rasa dan menegaskan perebutan kekuasaan yang dilakukan karena adanya kecurangan meluas dalam pemilu November tahun lalu, yang dimenangkan secara telak oleh NLD.
Simak video 'Myanmar Bak Medan Perang, Sudah 60 Korban Jiwa':
(nvc/ita)