Cari Demonstran, Polisi Myanmar Datangi Tiap Rumah dan Periksa Kamar

Cari Demonstran, Polisi Myanmar Datangi Tiap Rumah dan Periksa Kamar

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 09 Mar 2021 14:23 WIB
Dokumen Baru Ungkap Rincian Program Militer Myanmar yang Libatkan Australia
Ilustrasi (dok. ABC Australia)
Yangon -

Warga Yangon di Myanmar yang lingkungannya dikepung oleh pasukan keamanan pada Senin (8/3) malam, menuturkan bahwa polisi menggeledah rumah mereka dan memeriksa setiap kamar untuk mencari demonstran antikudeta.

Dalam operasinya, polisi menargetkan apartemen yang memasang bendera Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang menaungi pemimpin de-facto, Aung San Suu Kyi, yang ditahan sejak kudeta militer pada 1 Februari lalu.

Seperti dilansir AFP, Selasa (9/3/2021), laporan kantor HAM Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyebut pasukan keamanan Myanmar memblokir ruas jalanan pada satu blok area permukiman di San Chaung, Yangon, pada Senin (8/3) malam, dengan sekitar 200 demonstran masih ada di dalam area tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suara ledakan keras dilaporkan terdengar dari area tersebut, meskipun tidak diketahui secara jelas apakah sumbernya berasal dari suara tembakan atau granat kejut. Situasi ini sempat memicu seruan dari misi diplomatik asing yang menyerukan agar para demonstran dilepaskan dari pengepungan tersebut.

Sejumlah penduduk setempat menuturkan kepada AFP bahwa pasukan keamanan mulai menggeledah apartemen-apartemen di area tersebut, setelah pemadaman internet yang rutin dilakukan pada malam hari di Myanmar sekitar pukul 01.00 waktu setempat.

ADVERTISEMENT

Menurut penduduk setempat, mereka menargetkan apartemen yang memasang bendera NLD di balkonnya. Salah satu warga menurutkan rumahnya, yang tidak menjadi tempat persembunyian demonstran, ikut digeledah.

"Mereka menggeledah setiap gedung di jalan Kyun Taw -- mereka menghancurkan gembok gedung apartemen jika dikunci di lantai bawah," tutur warga yang tidak menyebut namanya itu.

Warga setempat ini mengaku dirinya mendengar ada puluhan orang yang ditangkap. Menjelang fajar, atau pada Selasa (9/3) pagi, pasukan keamanan mulai mundur dan membiarkan beberapa demonstran kabur dari area tersebut.

San Chaung yang ramai dengan kafe, bar dan restorannya, telah berubah sejak unjuk rasa meluas, dengan barikade darurat dari bambu, karung pasir, tumpukan mejar dan kawat berduri dipasang para demonstran dalam upaya memperlambat gerak pasukan keamanan Myanmar.

Penggeledahan pada Senin (8/3) malam di San Chaung terjadi setelah tiga demonstran ditembak mati dalam unjuk rasa pada hari yang sama. Banyak pertokoan, pabrik dan bank yang tutup sebagai bagian dari aksi protes melawan kudeta.

Sejak kudeta dilancarkan pada awal Februari lalu, menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), lebih dari 60 orang tewas di tangan pasukan keamanan Myanmar dalam berbagai unjuk rasa. Militer Myanmar menolak bertanggung jawab atas hilangnya nyawa dalam unjuk rasa dan menegaskan perebutan kekuasaan yang dilakukan karena adanya kecurangan meluas dalam pemilu November tahun lalu, yang dimenangkan secara telak oleh NLD.

Simak video 'Myanmar Bak Medan Perang, Sudah 60 Korban Jiwa':

[Gambas:Video 20detik]



Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads