Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Ekuador, Patricio Pazmino memutuskan mengundurkan diri dari jabatannya. Surat pengunduran diri Pazmino diserahkan ke Presiden Ekuador setelah kerusuhan serentak di empat penjara, yang menewaskan 79 orang.
Dari informasi yang dilansir AFP, jumlah narapidana yang tewas akibat kerusuhan serentak di empat penjara Ekuador terus bertambah hingga menjadi 79 orang pada Rabu (24/2). Empat penjara itu yakni penjara di kota pelabuhan barat Guayaquil, penjara Cuenca Selatan, penjara kota Latacunga, penjara Turi di Cuenca.
Dari peristiwa ini, beberapa tahanan lainnya terluka, begitu pula sejumlah pejabat polisi. Otoritas penjara mengatakan peristiwa ini terjadi karena 'pertempuran sengit' antara geng-geng terorganisir yang bernama Los Pipos, Los Lobos, dan Tigrones. Mereka mengandalkan perdagangan narkoba dan menjalankan usaha kriminal mereka dari dalam penjara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak kerusuhan memuncak, Presiden Ekuador Lenin Moreno memerintahkan Kementerian Pertahanan untuk melakukan kontrol ketat terhadap senjata, amunisi, dan bahan peledak di penjara-penjara negara itu.
Karena peristiwa inilah, Pazmino mengundurkan diri. Pazmino mengatakan "manajemen di pucuk kementeriannya telah dipertanyakan," tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
"Ini adalah keputusan pribadi saya sendiri untuk mengajukan pengunduran diri saya yang tidak dapat dibatalkan sebagai menteri," kata Patricio Pazmino dalam sepucuk surat kepada Presiden Lenin Moreno, yang dipublikasikan di Twitter seperti dilansir dari kantor berita AFP, Sabtu (6/3).
Pengunduran diri Pazmino terjadi seminggu setelah kerusuhan di empat penjara, yang oleh Presiden Moreno disebut sebagai "barbarisme". Pazmino mengatakan alasan dia mengundurkan diri karena alasan kesehatan, dengan mengatakan dia telah didiagnosis untuk kedua kalinya dengan COVID-19.
Dia mengatakan ini menambah komplikasi pada penyakit serius yang tidak dia sebutkan, tetapi yang dia katakan membuat dia "menghadapi risiko yang sangat besar dan ketidakmungkinan untuk melanjutkan jabatannya."
Pazmino menjabat pada November 2020 lalu setelah pemecatan menteri saat itu Maria Paula Romo karena penggunaan tabung gas air mata kadaluwarsa selama aksi protes yang diwarnai kekerasan pada Oktober 2019.