Sebuah universitas di Turki mengatakan vaksin buatan China, Sinovac, efektif melawan virus Corona (COVID-19) hingga 83,5 persen. Hal itu dilaporkan setelah universitas yang berbasis di Ankara itu berhasil melewati fase terakhir uji klinis terkait vaksin tersebut.
Seperti dilansir The Star, Jumat (5/3/2021), Universitas Hacettepe mengatakan uji coba itu juga menunjukkan vaksin Sinovac 100 persen mencegah pasien yang terinfeksi dari rawat inap.
"Sekelompok relawan menerima vaksin yang sebenarnya, sementara yang lain menerima plasebo," demikian kata pihak universitas dalam sebuah pernyataan yang menjelaskan metodologi penelitian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Baik relawan maupun peneliti tidak tahu suntikan mana yang diberikan," tambahnya.
Para relawan vaksin berasal dari rentang usia antara 18-59 tahun, dengan usia rata-rata 45 tahun.
"Setidaknya satu dosis vaksin atau plasebo diberikan kepada 10.216 orang. Dari relawan ini, 6.648 orang dimasukkan dalam kelompok vaksin yang sebenarnya, sementara 3.568 orang dimasukkan dalam kelompok plasebo," demikian pernyataan Universitas Hacettepe.
Menurut pihak universitas, tidak ada kematian yang terjadi selama proses pengujian. Namun, efek samping yang paling sering terjadi adalah kelelahan 9,8%, sakit kepala 7,6%, nyeri otot 3,8%, demam 2,5%, menggigil 2,4% dan nyeri di daerah suntikan 1,6%.
Simak juga 'Alasan BPOM Akhirnya Setujui Vaksin Sinovac untuk Lansia':
Sekitar 57,8% relawan adalah laki-laki, sedangkan 42,24% adalah perempuan.
Sebelumnya pada 14 Januari lalu, Turki memulai kampanye vaksinasi COVID-19 massal, dimulai dengan petugas kesehatan bersama dengan para pejabat tinggi untuk mendorong kepercayaan publik terhadap vaksin tersebut.
Menurut angka resmi Kementerian Kesehatan, Turki sejauh ini telah memberikan lebih dari 9,36 juta suntikan vaksin Corona di seluruh negeri.
Lebih dari 7,26 juta orang hingga saat ini telah menerima dosis pertama vaksin, sementara lebih dari 2,1 juta telah menerima dosis kedua.