Pendemo di Myanmar yang Tewas Terus Bertambah

Pendemo di Myanmar yang Tewas Terus Bertambah

Eva Safitri - detikNews
Kamis, 04 Mar 2021 04:26 WIB
Myanmar -

Myanmar gempar sejak 1 Februari ketika militer menggulingkan dan menahan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi, mengakhiri eksperimen selama satu dekade negara itu dengan demokrasi dan memicu protes massa setiap hari.

Tekanan internasional meningkat: Kekuatan Barat telah berulang kali menghantam para jenderal dengan sanksi, dan Inggris telah menyerukan pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada hari Jumat.

Tetapi junta telah mengabaikan kecaman global, menanggapi pemberontakan dengan kekuatan yang meningkat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hanya hari ini, 38 orang tewas," utusan PBB untuk Myanmar Christine Schraner Burgener mengatakan kepada wartawan Rabu, menambahkan bahwa lebih dari 50 orang telah tewas secara total sejak pengambilalihan militer, dengan lebih banyak lagi yang terluka, dikutip dari AFP, Kamis (4/3/2021).

"Hari ini adalah hari paling berdarah sejak kudeta terjadi," katanya, tanpa memberikan rincian lebih lanjut, termasuk rincian kematian.

ADVERTISEMENT

Dia meminta PBB untuk mengambil tindakan yang sangat keras terhadap para jenderal, menambahkan bahwa dalam percakapannya dengan mereka, mereka telah menepis ancaman sanksi.

Sebelumnya, AFP mencatat setidaknya 17 kematian di seluruh Myanmar pada hari Rabu, dengan Monywa di wilayah Sagaing tengah mencatat setidaknya tujuh.

(eva/eva)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads